12

11.9K 864 5
                                    

Zahid POV

Aku sengaja mengambil cuti untuk tiga hari kedepan karena akan sibuk pindahan. Diujung masa jabatan papi, papi dan mami memutuskan untuk membeli rumah yang lebih besar di Jakarta agar kami lebih dekat dengan anak-anaknya.

Walaupun nantinya aku juga pasti akan dipindahkan ke suatu tempat, tapi mami & papi bersikeras untuk tinggal di Ibukota.

Saat baru akan berjalan menuju mobil ku, pandangan ku teralihkan pada segerombolan polwan yang terlihat bergerombol. "Baru kelar razianya, sa?" Tanya ku pada salah satu junior ku di akpol yang kebetulan ditempatkan disini juga.

"Siap, sudah bang."

"Banyak yang ngelanggar?"

"Lumayan bang. Ohiya bang, bulan depan jadi kan buat jadi partner saya dinikahan bang Panca?" 

"Jadi, kita langsung ketemu disana aja ya. Yaudah saya duluan ya." Ucapku tanpa menunggu jawaban Nissa, junior ku tersebut.

Butuh 1 jam lebih untuk sampai dirumah ku yang lama, ternyata sudah banyak orang yang lalu lalang keluar masuk rumah ku untuk mengangkut barang.

"Ara?" Panggil ku berulang kali saat memasuki rumah dan tidak menemukan Ara dimanapun.

Baru aku akan menelpon Ara, keburu papi yang menelpon ku.

"Iya, pi?"

"Ara papi suruh stay di hotel, kamu lupa ya Ara alergi debu? Kamu bisa kan ngurus pindahan sendiri?"

"Maaf pi, abang lupa. Iya abang bisa urus sendiri kok pi."

"Yaudah papi mau ngabarin itu aja, hp Ara habis kecebur di wastafel soalnya. Nanti ke hotel sekalian bawain hp baru buat adek mu. Uangny akan saya transfer."

"Gausah pi, abang punya uang sendiri kok. Kalau cuma beliin hp Ara aja, abang sanggup."

"Yaudah, makasih ya bang. Papi tutup dulu telponnya."

Sebenarnya aku tak mempekerjakan pembantu rumah tangga, namun semenjak Ara tinggal disini maka ada dua pembantu rumah tangga yang dipekerjakan.

"Bi, saya mau keluar dulu ya. Nanti bakal ada yang bantu bibi buat bersihin rumah yang baru." Ucap ku pada bi Narti.

"Siap den, alhamdulillah ya ada yang bantu. Bibi sama Fitri dah keder duluan liat rumah barunya, gede banget." Jawab bi Narti yang membuat ku tertawa pelan.

Aku melajukan sepeda motor ku menuju salah satu pusat perbelanjaan yang ada didekat hotel yang Ara tempati. Setelah memasuki mall, aku bergegas menuju salah satu toko yang menjual handphone.

Sejak dulu aku selalu anti berlama-lama di mall, oleh sebab itu mami selalu cemberut ketika mau nyalon tapi yang ada dirumah & bisa nganterin beliau hanya ada aku saja.

"Nggak asik ah kalo abis nyalon terus pulang, kan mesti ke mall dulu bang, buat habisin uang papi. Udah ah abang ga asik."

Saat sudah mendapatkan barang yang ku inginkan, aku bergegas berjalan ke area parkiran sebelum pesan dari Ara mengaharuskan ku untuk kembali lagi ke dalam mall ini.

Ara
Abang, ara tau abang lagi di mall. Ara bm banget pengen dum dum :(
Hehehe, lop u abang aid kesayangan Ara.

Sengaja ku tinggalkan sebentar pesanan minuman Ara dan melipir ke restoran cepat saji yang ada disebrang stand minuman ini. Selagi menunggu giliran ku untuk memesan, aku tak sengaja melihat seseorang yang terlihat tak asing di depan ku.

Tunangan Nana & seorang wanita dengan pakaian yang menurut ku sangat kekurangan bahan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang