3

13.3K 908 4
                                    

Bunda
Ini ya kak nomer anaknya teman arisan bunda.
08173820****

Aku mendengus keras melihat pesan yang bunda kirimkan pada ku siang ini.
"Kenapa, ren?" tanya Ica yang sedang menyiapkan makan siang ku.

"Bunda gue beneran serius sama omongannya." jawab ku sambil menunjukkan layar handphone ku padanya.

"Buset gercep amat bunda lo, baru juga dua hari lo balik dari Semarang."

Bunda
Pokoknya dijamin ini bakal buat kamu move on dari Zahid, kak!
Bibit bebet bobot nya juga jelas banget deh pokoknya.

Karenina Ayudia
Bang Zahid bebet bibit bobotnya juga jelas kali, bun.

Bunda
Duh, udah deh sama Bara aja kak daripada ngarepin yang nggak jelas begitu.
Kebetulan Bara lagi ada kerjaan di Jakarta, pokoknya kamu kalau diajak jalan sama dia harus mau!

Karenina Ayudia
Hmm.

"Habis ini jadwal gue apalagi?"

"Nggak ada sih, jadwal lo minggu ini agak longgar. Kenapa?"

Aku menggelengkan kepala ku sebagai jawaban dan memposisikan diri ku untuk berbaring, "Ren! Makan dulu nih, ntar maag lo kambuh terus gue kena semprot ayah lo."

"Duh gue lagi diet ca, lagian lo juga nggak nanya dulu gue mau makan atau nggak malah langsung siapin gitu aja."

"Ya lo nggak ngomong, gimana gue tau kalo lo diet! Lagian kita cuma punya waktu 30 menit sebelum pemotretan selanjutnya."

"Makanya mumpung 30 menit gue mo tidur bentar. Dahlah ya gue mo tidur dulu, bye." ucap ku dan langsung terlelap.

Tidur 30 menit ku sama sekali tak berguna bagi tubuh ku, yang ada aku malah tambah capek. Untungnya selepas pemotretan sedari subuh ini berakhir, aku bisa langsung pulang. Btw, karena merasa keamanan apartemen ku sebelumnya rentan. Jadi ayah sengaja membelikan rumah disebuah perumahan yang pengamanan nya sangat ketat. Awalnya aku menolak usulan ayah untuk membelikan sebuah rumah, apalagi aku sudah berpenghasilan sendiri.

"Kamu tetep tanggungan ayah sebelum kamu sah menjadi istri orang, kak. Udah deh terima aja."

"Walaupun lo minggu ini longgar, jangan pernah lo jalan tanpa izin ke gue." ucap Ica saat menurunkan ku didepan rumah ku sore ini.

"Iya tau, dahlah sana pergi lo. Makasih ya hari ini ca, dan. Bye!"

Belum sempat aku menjangkau pintu pagar, aku dikejutkan oleh suara yang tidak asing "Hai, ren."

"Zega? Lo ngapain disini?" tanya ku sambil memperhatikan sekitar ku, takut ada yang melihat.

"Habis dari rumah orang tua gue. Kebetulan banget ya kita ketemu disini, ini rumah lo?"

"Oh, iya hehehe. Gue duluan ya." jawab ku sesingkat mungkin dan ingin cepat-cepat masuk kedalam sebelum ada yang memotret kami.

"Bentar ren, kita bisa ngomong dulu nggak?" tahan Zega sambil menahan lengan ku.

"Eh, kapan-kapan aja ya soalnya gue capek banget nih. Yaudah, bye." jawab ku cepat sembari masuk kedalam rumah.

Buru-buru aku menelpon Ica sambil memperhatikan Zega yang masih berdiri didepan rumah ku.

"Halo, kenapa ren?"

"Ca, gue mesti gimana ini?!"

"Lo kenapa?!" tanya Ica terdengar panik.

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang