"Yoyoyo ini dia bintang serta model yang tengah naik daun, Karenina Ayudia!" seru sebuah suara ketika aku baru saja memasuki rumah dua lantai ini.
"Apaan sih bang Mada." sahut ku sambil membuka tangan ku selebar mungkin.
Bang Mada maju dan memelukku dengan erat, "Ya ampun udah gede banget sih kamu, dulu terakhir ketemu kamu masih suka metik bunga matahari mami."
"Hahaha, sumpah ya nggak nyangka banget bisa ketemu model top kayak kamu. Liat aja ni, dulu kamu demennya pake celana mulu sekarang make kain lap begini." uajrnya mengomentari pakaian ku saat ini.
"Ish, ini namanya fashion tau!" sungut ku tak terima.
"Ish, udah ah jangan diungkit mulu." jawabku malu mengingat kejadian puluhan tahun silam.
"Duduk dulu kak, yang bawa makanan masih belum dateng." ujar Ara sambil membawakan ku minuman dingin.
"Loh ra, kok kamu kasih air es sih?! Calon nyonya Baratha Putra mana level minum air es doang." seloroh bang mada yang membuatku mendaratkan pukulan bertubi-tubi padanya. Ara hanya tertawa saja menyaksikan pergelutan ku & bang Mada.
Pukulan bertubi-tubi ku tiba-tiba berhenti ketika Ara menyebutkan sebuah nama keramat, "Asik bang Zahid dah datang!"
Aku mencoba merapikan penampilan ku yang tentunya pasti terlihat berantakan setelah pergelutan ini. Namun sepertinya semua itu percuma, karena kata pertama yang bang Zahid keluarkan cukup membuatku ingin pergi dari sini.
"Dia ngapain disini? Bukannya kalian bilang ini makan malam keluarga?"
"Eh, apaan sih hid. Nana kan keluarga kita juga, hehe lupa ya lo." jawab bang Mada sambil menggiring bang Zahid masuk keruang makan.
Aku termenung akibat ucapan bang Zahid barusan, "Kak Nana, maafin bang Zahid ya. Kak Nana nggak papah kan?" tanya Ara pelan.
Aku mencoba untuk tersenyum selebar mungkin sebagai jawaban pertanyaan Ara, "Nggak papah kok, emang aku kenapa? Udah yuk buruan makan, kakak udah laper banget nih."
Suasana makan malam kali ini lumayan canggung, untungnya bang Mada dapat mencairkan suasana.
"Sumpah abis kamu oindah ikut ayah Satria, mami ngambek ke papi seminggu.""Hahaha, kok mami bisa gemesin gitu sih bang." balas ku akan cerita bang Mada mengenai keluarganya yang belum ku tau.
"Iya tau kak, aku waktu itu aja sampe bingung kenapa mami diemin papi. Tiap papi ngomong mami nggak pernah nanggepin, baikannya itu pas mau bawa aku ke Singapore." timpal Ara yang membuat ku bingung.
"Eh, kamu kan waktu terakhir ketemu aku masih 4 tahun. Ngapain ke Singapore?"
"Oh kak Nana belum tau ya. Jadi tu mami sama papi lebay banget bawa aku ke Spore buat tes alergi doang. Sampe Oma ngomel-ngomel, katanya papi sama mami lebay banget tes alergi aja sampe ke luar negeri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
RandomKarenina Ayudia, perempuan ceria nan rupawan yang merasakan jatuh cinta pandangan pertama pada Muhammad Laksamana Zahid yang merupakan anak teman ayahnya. Namun membuat hati Zahid luluh merupakan hal tersulit bagi Nana, bahkan mengalahkan soal ujian...