39

12.1K 562 12
                                    

Zahid POV

Kepala ku rasanya juga ikut pecah saat menangani permasalahan di kamar si kembar. Mami & bunda bersikeras untuk memecat kedua babysitter tersebut tapi aku tak bisa memutuskan sepihak seperti itu, aku harus berunding terlebih dahulu dengan Nana.

"Zahid omongin dulu sama Nana mi, bund. Sekarang Nana nya lagi istirahat, besok pagi aja ya kita omongin masalah ini." ucap ku unuk kesekian kalinya.

Mungkin karena suara ku yang makin melemah karena capek, mami dan bunda pun mengiyakan hal tersebut. Anin & Aby dibawa bunda ke kamar nya agar dapat ia jaga.

Aku berbalik menghadap kedua babysitter anak ku yang sedari tadi hanya menunduk ketakutan. "Maafin ibu & mertua saya ya, kalian bisa istirahat."

Aku turun ke ruang tamu diikuti Zion & Reza yang entah kenapa tak juga pamit pulang. "Kalian mau nginep sini?"

"Boleh?" tanya Reza yang membuat ku mengernyit bingung.

"Ya nggak lah. Itu cuma kalimat sarkas supaya kalian pulang sekarang juga." jawab ku sebal karna mereka malah beneran mau nginep disini.

"Etdah buset pedes banget mulut lo hid. Eh tapi beneran deh apa kata mami lo, mending ganti babysitter aja. Masa ada babysitter rambutnya pirang kayak biduan dangdut gitu."

"Iya bener. Baru ini gue liat babysitter kayak cabe-cabean gitu." tambah Zion yang ku balas dengan dengusan karna mendengar celotehan omong kosong mereka.

"Mending kalian balik aja deh sana, capek saya mau istirahat denger omong kosong kalian."

"Oala asu. Dikasih wejangan malah dikatain omong kosong." sewot Zion sembari membereskan barang-barangnya diikuti Reza.

Setelah mengantar kepergian dua manusia prik itu, aku berlalu menuju kamar ku. Terlihat Nana yang sedang tertidur pulas dengan alat pompa asi disamping nya. Ku elus perlahan kepala nya karena aku tau, walaupun ia tak pernah mengeluh namun ia pasti lelah dengan peran baru yang ia miliki.

~
Nana POV

Aku hanya bisa mengiyakan & tak membantah apa-apa kala Mami terus mengomeli ku sedari pagi hingga menjelang sore. Penyebabnya tak lain adalah karena 2 nanny yang ku hire. Tak sampai setahun, kedua nanny tersebut mau tak mau ku pecat karena mereka terlibat 2 masalah berbeda namun membuat ku hampir mati berdiri.

Yang pertama mari kita mulai dari Sonya, babysitter ku yang sempat nangis di hari pertamanya bekerja karena diomelin Mami.

(Flashback On)
Sore itu aku sedang menikmati me time di belakang rumah ku ditemani secangkir teh jahe hangat sembari videocall dengan mas Zahid yang sejak kemarin sedang ada dinas diluar kota. Saat sedang syahdu merasakan pijatan di pundak & kaki ku, tiba-tiba tukang kebun ku mengatakan bahwa didepan rumah terdapat pak RT serta warga yang mencari ku.

"Kenapa sayang? Tumben banget pak RT kerumah, biasanya kalau ada iuran atau himbauan diberitahu lewat grup WA aja. Ini aku liat grup WA juga sepi -sepi aja kok." Tanya mas Zahid yang tak dapat ku jawab karena aku pun sama bingungnya.

"Aku gatau mas. Aku tutup dulu ya vidcall nya, nanti aku vidcall lagi."

"Yaudah, kalo ada apa-apa langsung telpon mas ya."

"Oke mas, bye."

Walaupun bingung karena tak biasanya pak RT bertamu kerumah, namun aku tetap menemui beliau kedepan yang kemudian dikejutkan saat melihat banyaknya manusia didepan ku & merasa bahwa ini pasti ada yang tak beres.

"Pak RT, tumben sekali datang kemari. Ada apa ya pak rame-rame gini?"

"Selamat sore mba, maaf kalau kedatangan saya & warga disini mengagetkan mba. Jadi gini mb-"

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang