7

10.8K 779 11
                                    

Sudah sejak 3 hari yang lalu aku berada di Surabaya. Rencananya esok bang Bara & keluarga akan datang untuk melamar ku secara resmi.

"Please kasih tau gue gimana caranya gue kabur dari acara ini, ca?"

Ucap ku berkali-kali pada Ica, bahkan sebelum aku berangkat ke Surabaya. Terang saja aku tak bisa kabur, rumah ini sudah dijaga oleh anak buah ayah disegala penjuru rumah & para wartawan yang sudah mendirikan tenda didepan rumah dinas ayah.

"Ngomong gitu lagi, asli gue laporin ke bunda lo."

"Coba aja yang dateng ngelamar bang Zahid, gue pasti ga akan secemas ini."

"Ren, kalo lo emang jodoh sama abang lo itu nggak bakal kemana kok. Lo tenang aja." ucap Ica sambil mengelus pelan pundak ku.

"Nggak ada harapan lagi ca, besok gue udah jadi calon istri orang. Gue mau tidur dulu." ucap ku sambil berbaring membelakangi Ica.

"Yaudah, gue keluar dulu."

Aku kembali membuka mata ketika lampu kamar ku sudah dimatikan oleh Ica & terdengar pintu kamar ku yang tertutup. Ku ambil handphone ku dan mencari kontak bang Zahid dan mengirim pesan padanya walaupun aku tau tak akan dibalas.

Karenina Ayudia
Abang tau kan besok aku lamaran?
Sampai kapanpun abang tetap dihati aku.

Ku letakkan handphone ku dinakas samping tempat tidur ku begitu pesan tersebut telah terkirim. Tak lama handphone ku bergetar menandakan ada pesan yang masuk, secepat mungkin aku mengambil handphone ku & melihat notifikasi yang menunjukkan bahwa bang Zahid membalas pesan ku. Secepat kilat ku buka pesan tersebut dan tak ku kira akan sangat membekas sekali balasannya yang membuat ku menangis semalaman.

-
Muhammad Laksamana Zahid
Saya tau.
Tolong berhenti menyukai saya, karena sampai kapanpun kamu hanya saya lihat sebagai adik & berhentilah mengirimi bunga matahari itu karena hanya akan berakhir menjadi penghuni di tong sampah sama seperti dahulu kala.

Ku letakkan handphone ku kembali kedalam saku celana ku sebelum menjalankan motor ku untuk pulang.

-
"Ih nggak nyangka deh bisa dandanin kamu mba, aku selama ini cuma bisa liat di tv aja. Ternyata mbanya cantik banget ih, aku jadi iri." ujar salah satu team dari MUA yang ku sewa.

Aku hanya tersenyum tipis membalas ucapan mbak tersebut.

Tiba-tiba Ica masuk kedalam kamar ku, "Ehm. Kalau make-up nya udah kelar tolong keluar dulu ya kakak-kakak, ada yang mau saya omongin sama Karen."

Aku terus memperhatikan diriku yang sudah rapi mengenakan kebaya berwarna navy dengan aksen payet yang indah beserta rambut yang disanggul rapi.

Aku terus memperhatikan diriku yang sudah rapi mengenakan kebaya berwarna navy dengan aksen payet yang indah beserta rambut yang disanggul rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cerita ren, gue nggak mau lo pendem semuanya sendiri kayak gini."

Aku terdiam tidak menjawab pernyataan Ica.

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang