Meeting hari ini berjalan cukup alot, talent baru yang ada di agensi ku terlibat cekcok dengan stylist sebuah majalah ternama hingga menimbulkan baku hantam antar keduanya.
Aku mengakhiri rapat ini ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Aku bergegas kembali ke ruangan ku saat menyadari bahwa aku sudah cukup terlambat untuk pulang. Bahkan saking alotnya meeting kali ini, aku tak sempat mengecek handphone ku.
Aku melihat pesan dari bang Zahid yang masuk ke handphone ku sejak 2 jam yang lalu.
Bang Zahid
Masih lama ga, na?Karenina Ayudia
Baru kelarr, abang mau antar mobilnya sekarang?Bang Zahid
Saya sudah disini dari jam 6.Aku terbelalak membaca pesan terakhir bang Zahid. Segera aku membereskan bawaan ku sebelum bergegas kedepan.
"Malam ibu, sudah mau pulang bu?" Sapa Imron, salah satu security yang ada di agensi ku.
"Iya ron, duluan ya."
"Baik ibu, hati-hati dijalan bu."
Aku yang akan mencapai pintu keluar berhenti dan berbalik menanyakan tentang keberadaan bang Zahid pada Imron.
"Oh, bapak polisi yang tadi. Iya bu, beliau sudah nunggu disini dari sebelum maghrib tadi. Tadi sih izin ke saya mau ke foodcourt depan bu."
"Oh oke, makasih ya ron."
"Baik ibu, sama-sama. Mari bu." Aku menangguk menjawab sapaan Imron sembari membuka handphone ku untuk mengabari bang Zahid.
Karenina Ayudia
Aku udah kelar, abang dimana?Bang Zahid
Iya saya kesana.Aku duduk disofa lobby sambil menunggu kemunculan bang Zahid. Kurang lebih 10 menit kemudian bang Zahid muncul dengan seragam dinasnya dan menenteng sebuah kresek hitam ukuran sedang.
Aku keluar begitu melihat bang Zahid mulai mendekat ke arah mobil, "Lama banget." Sungut ku yang dibalas tatapan bang Zahid yang menscan tubuh ku dari atas kebawah.
"Kenapa?" Tanya ku bingung.
Bang Zahid hanya menggelengkan kepalanya & memilih masuk ke mobil bunda. Belum sempat aku memakai seatbelt, sebuah jaket tersampir dipaha ku.
"Saya gatau harus nutupin yang mana." Ujarnya sambil menjalankan mobil bunda.
Aku hanya menatap jaket bang Zahid dengan bingung, "Hah?"
Sepanjang jalan bang Zahid menceramahi ku mengenai cara berbusana ku, aku yang bingung hanya mendengarkan ceramahnya dengan sistem masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
"Denger kan, na?"
"Iya iya! Huh, biasanya juga aku pake ginian kok. Tadi pagi kan abang liat sendiri juga, kenapa baru protes sekarang?!" Ucap ku sebal.
Saking asiknya berdebat, aku baru menyadari bahwa kami sudah berada didepan rumah bang Zahid.
"Loh, kok malah kesini sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
RandomKarenina Ayudia, perempuan ceria nan rupawan yang merasakan jatuh cinta pandangan pertama pada Muhammad Laksamana Zahid yang merupakan anak teman ayahnya. Namun membuat hati Zahid luluh merupakan hal tersulit bagi Nana, bahkan mengalahkan soal ujian...