"Bukannya itu kak Nana?" Tunjuk Ara ke suatu arah tiba-tiba saat kami sedang berjalan membelah kerumunan yang ada di pintu kedatangan.
Aku memfokuskan pandangan ku & menangkap Nana yang terlihat duduk santai dikursi sebuah restoran cepat saji dengan pakaiannya yang membuat siapa saja meliriknya.
"Loh bang, mau kemana?!" Panggil Ara yang langsung mencengkram lengan ku saat aku berjalan tidak sesuai rute yang ada.
"Sebentar, nih kunci mobil. Kamu duluan aja kesana, abang mau kesana dulu."
"O-oke." Jawab Ara singkat sambil menggeret kopernya menuju parkiran.
Aku menghela nafas melihat pakaian yang Nana gunakan saat ini, entah apa yang ada difikiran Nana memakai pakaian tersebut ditempat yang sangat ramai seperti ini.
Ku lepas jaket yang membalut tubuhku & melemparkannya ke paha Nana yang sedang asyik membaca sebuah buku."Astaga." Ucap Nana terkejut sambil mencari darimana jaket tersebut mendarat.
"Ih abang! Kenapa harus dilempar sih, bikin kaget aja. Abang ngapain disini?"
"Kamu baru bangun tidur langsung nggak ganti baju dulu?"
"Hah?"
"Itu baju kamu kenapa gitu?"
"Hah emang kenapa? Biasa aja kok." Jawab Nana sambil menampilkan wajah bingungnya dihadapan ku.
"Dipake jaketnya." Perintah ku yang dibalas gelengan tegas Nana.
"Panas bang, lagian abang belom jawab pertanyaan ku. Abang ngapain disini?"
"Dipake dulu baru saya mau jawab." Jawabku yang langsung dibalas muka cemberut Nana.
"Dibilangin panas juga! Nih ambil aja jaketnya, aku juga ga kepo lagi." Sahutnya sambil kembali memakai kacamata hitamnya & kembali membaca bukunya.
"Pake na, kamu jadi tontonan orang-orang disini karena pakaian mu." Ucapku mencoba sabar sambil memakaikan jaket ku pada Nana.
"Ish, padahal baju aku biasa aja! Apaan sih pake acara diliatin segala." Kesalnya sambil memelototi semua orang yang ada disekitarnya.
"Na, udah gausah dipelototin gitu semuanya."
Nana menghela nafas keras sebelum menutup kasar bukunya & mengancingkan jaket ku yang sedari tadi tersampir dibahunya.
"Abang ngapain disini?" Tanya Nana kembali yang membuat ku menyadari bahwa aku meninggalkan Ara sendirian di parkiran.
"Tunggu disini, nanti saya kesini lagi." Sahut ku buru-buru pergi menyusul Ara.
-
"Hah apaan sih, ditanya malah kabur." Heran ku menatap kepergian bang Zahid.Aku mengedarkan pandangan kesekeliling ku dan menemukan pandangan penasaran orang-orang. Jangan sampai ada berita aneh-aneh lagi, sudah capek ini kuping diomelin ayah karena melihat ku selalu menjadi bahan acara gosip yang sering ditonton eyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
RandomKarenina Ayudia, perempuan ceria nan rupawan yang merasakan jatuh cinta pandangan pertama pada Muhammad Laksamana Zahid yang merupakan anak teman ayahnya. Namun membuat hati Zahid luluh merupakan hal tersulit bagi Nana, bahkan mengalahkan soal ujian...