🌼Dua belas🌼

33.2K 4.1K 54
                                    

Aiihh lupa update

Astagfirullah 🤭

Happy reading guys, maafkeun keteledoran saya 😌
_

____________________________________

Suasana pagi ini cukup hening di acara sarapan pagi. Tak ada yang mau memulai bicara duluan hingga sarapan selesai.

"Semua sudah kau siapkan kan Abisatya?" Suara Biduar memecah keheningan di pagi itu.

"Sudah ayahanda" jawabnya dengan suara lemas. Bagaimana pun juga hari ini adalah hari terakhir mereka bersama.

Nanti siang Abisatya akan menuju pelabuhan untuk mengadakan perjalanan ke benua Barat dengan menaiki kapal. Dia akan melanjutkan pendidikan disana selama kurang lebih lima tahun.

"Apa kakak tidak akan pernah pulang sampai sekolah selesai?" Tanya Sekar dengan wajah murung. Biar bagaimanapun Abisatya menjahilinya, tapi tetap saja tidak bisa dipungkiri kalau dia juga menyayangi Sekar.

"Dari Barat ke Timur itu bukan jarak yang dekat Sekar. Butuh waktu tiga bulan agar aku bisa sampai kesana. Kalau aku kembali di setiap libur yang ada aku tidak akan pernah lulus" jawabnya dengan terkekeh.

"Ya tapi kan limat tahun itu lama ka" kali ini mata Sekar sudah berkaca-kaca.

"Hey jangan nangis" Lingga yang selalu duduk bersebelahan dengan Sekar mengusap pundaknya agar lebih tenang.

"Lima tahun itu sebentar ko, kamu nanti tidak akan menyadari kalau waktu sangat cepat berlalu" Lingga masih mencoba menenangkan.

"Lima tahun itu sama dengan 1825 hari ka, kalau ka Lingga lupa" ucapnya dengan bibir manyun.

"Astaga anak ini" Lingga menepuk jidatnya sendiri, dirinya lupa kalau adik bungsunya ini sangat cerdas.

"Ya jangan hitung harinya lah" putus Lingga. Dia juga bingung mau jawab apa lagi.

"Ah sudahlah! ngomong sama kalian itu susahnya minta ampun" Sekar turun dari kursi lalu menuju kamarnya.

Usia Abisatya sekarang sudah 18 tahun, dia juga sudah lulus SMA. Biduar menyuruhnya untuk melanjutkan studi di benua Barat agar bisa menggantikan posisinya sebagi menteri nanti.

Harus kalian ketahui posisi presiden dan para menterinya itu bersifat turunan. Jadi kalau mereka sudah pensiun maka keturunannya yang akan melanjutkan.

Usia Sekar juga sekarang sudah 9 tahun. Anak kecil itu tumbuh dengan sangat mempesona. Tinggi badannya juga sudah hampir sama dengan Lingga, itu dikarenakan dia rajin olahraga di pagi hari dan sore hari.

Sekar benar-benar mengurung dirinya sekarang, bahkan untuk mengantar Abisatya ke pelabuhan saja dia tidak mau.

"Haaahh" Abisatya menghela napas kasar.

"Sudahlah kamu naik saja, Sekar tidak akan datang kesini" Biduar menepuk pelan pundak anaknya. "Hati-hati disana jaga kesehatan selalu" nasehat Biduar sekali lagi.

"Saya berangkat ayah" Abisatya memeluk ayahnya untuk kesekian kalinya. "Kalian juga bagus-bagus belajarnya biar cepat menyusul" Lingga dan Gardana mengangguk sekilas.

Abisatya menunduk lesu, padahal ia ingin sekali memeluk Sekar. Lima tahun bukanlah waktu yabg singkat, bisa jadi nanti kalau diusia Sekar saat dirinya pulang nanti dia tidak mau dipeluk lagi.

Dengan langkah berat Abisatya memasuki kapal.

"Kakak hati-hati dan cepatlah kembali!" Abisatya langsung berbalik kala mendengar suara cempreng yang ia pikirkan sejak tadi.

SEKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang