Niatnya sehabis pulang dari pasar, Sekar akan langsung mandi dan keramas biar rambutnya balik seperti semula, tapi karena kecapekan, Sekar akhirnya ketiduran.
Tap tap tap
Sebuah langkah besar memasuki kamar Sekar. Dia sudah mengetuk pintu hampir 5 kali, namun tak ada sahutan dari dalam. Akhirnya ia memutuskan untuk membuka pintu dengan pelan, takut-takut Sekar ketiduran. Dan benar saja yang ia pikirkan.
Tapi hey! Siapa dia? Siapa yang berani-beraninya tidur dikamar putrinya?.
Dengan langkah besar Biduar berjalan kearah ranjang dan grep. Biduar mencengkram dagu orang yang sedang tertidur pulas di atas tempat tidur anaknya.
"SIAPA KAMU!?" bentaknya.
"Ngghhh" yang dibentak hanya melenguh, tidak ada niatan untuk membuka matanya.
Kesal akan kelakuan anak itu, Biduar mengangkat paksa badan kecil itu lalu mendudukkannya.
"APA SIH!" Kesal Sekar. Masih dengan mata tertutup.
Biduar mengerutkan dahi. Kenapa suaranya mirip putrinya? Tapi ini bukan putrinya! Sekar berambut putih bukan hitam.
"Siapa kamu berani-beraninya tidur dikamar anak saya!"
Sekar mengerutkan dahi lalu perlahan membuka matanya.
"Papah?" Ucapnya dengan suara parau.
Mata Biduar membola mendengar panggilan itu. Diperiksanya kembali anak didepannya dan bom... Ia kaget bukan main.
"Se-Sekar ?" Tanya dia tergagap.
"Kenapa papah" jawabnya dengan malas. Masih ngantuk.
"Ya Tuhan. Papa kira tadi siapa" Biduar menjatuhkan badannya diatas kasur empuk milik Sekar.
"Kamu apakan rambutmu ini nak?" Biduar memegang rambut milik Sekar.
"Oh?" Sekar melebarkan matanya, sadar akan sesuatu.
"Ehehehe gak di apa-apain papah" ucapnya cengengesan.
"Jadi kenapa bisa jadi hitam begini?" Pelototnya.
"I-ini tadi Sekar warnain pah, iya! tadi Sekar lagi nyoba buat ramuan ternyata sangat ampuh" ucapnya gugup. Takut keceplosan kalau dia ngecat rambut karena ingin pergi ke pasar.
"Bagaimana kalau rambutmu tidak kembali seperti semula nanti?"
"Enggak lho. Ini nanti bakal ilang sendiri kalau Sekar cuci rambut" jawabnya dengan mulut menguap.
"Ada-ada saja kamu"
"Oh iya papah mau ngapain masuk kamar Sekar?" Biduar menepuk keningnya.
"Ini papa bawakan jajanan tadi, kamu paling suka makanan berminyak gini kan?" Biduar memberikan satu plastik kecil gorengan padanya.
"Wuaahhh makasih papah!" Sekar langsung mengambil gorengan lalu memakannya.
Sebenarnya sudah lama ia pengen makan ini lalu rencana dia ke pasar dengan bi Arum juga salah satunya ingin membeli gorengan, namun karena terus-terusan didesak oleh bi Arum, jadilah Sekar lupa membelinya.
"Yasudah papah keluar dulu. Kamu selepas makan mandilah langsung, jangan tidur lagi. Hari sudah mulai gelap"
"Mmm" Sekar mengangguk sebagai jawaban.
"Moga-moga bi Arum gak keceplosan sama bapake nanti" gumamnya lalu kembali mengunyah makanannya.
🏵️
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKAR
FantasyGenre : Fiksi Stefani Arsita Prameswari seorang dokter yang namanya sudah sangat dikenal di seluruh penjuru negri. Tertembak oleh tentara sekutu saat sedang menjalankan tugasnya menjadi seorang relawan disebuah negara yang terkena konflik. Dipengh...