Baca please
Aku gak minta lebih ko, cuma meminta keringanan tangan kalian untuk memencet tombol bintang dipojok kiri paling bawah. Itu saja 🙂
Btw cerita kali ini sedikit menguras emosi bagi kalian yang tidak terima akan pendapat Sekar soal Langit.
Happy reading guys
______________________________________Sekar masih tidak percaya akan apa yang dikatakan Lingga padanya tadi sore. Selama ini ia tidak pernah kepikiran untuk memperhatikan gelagat Langit jika sedang berbicara dengannya.
Selama ini juga ia rasa tidak ada hal aneh yang Langit tunjukkan kepadanya. Semua terlihat normal.
Kalau dipikir-pikir lagi memang betul akhir-akhir ini Langit sering memberikan beberapa bantuan untuk anak-anak yang ia ajar. Tapi Sekar merasa itu hal yang normal, tidak berlebihan sama sekali.
Ia tidak pernah berpikiran aneh-aneh dan selalu menganggap kalau Langit seperti itu karena perhatian dengan anak-anak bukan karena dirinya.
Apa kata Lingga tadi? Langit sengaja mencari perhatian dengannya?
Bulshit!
"Biar saja dia sengaja mencari perhatian yang penting aku tidak pernah kegatelan atau mencari muka padanya!"
Sekar benar-benar tidak bisa berpikir saat ini.
"Lagian selama ini aku tidak pernah melihat dia sengaja mendekati ataupun menyosor padaku, yang ada dia selalu jaga jarak kalau mau bicara. Lalu apa-apaan tadi Lingga bilang, Langit suka padaku? Taik!"
Sekar mencampakkan dengan kasar beberapa buku diatas tempat tidurnya.
"Katanya mereka semua sudah tau, lalu kenapa diam saja? Kalau memang mereka peduli kenapa tidak bilang dari awal?"
Sekar mengacak rambutnya, bingung harus bagaimana.
"Lagian si Langit sialan itu waras gak sih? Bisa-bisanya dia suka sama anak kecil sepertiku!" Oceh Sekar tak habis pikir. "Iya aku tau kalau usia aku sebenarnya bahkan lebih tua darinya. Tapi ayolah, disini aku menjelma jadi anak remaja. Remaja yang masih berumur belasan tahun, lalu dia sudah dua puluhan lebih!"
"Aaaa SHIT! "
Lagi-lagi rambutnya menjadi sasaran atas emosinya sendiri.
"Sudah non, nanti rambutnya pada rontok" bi Arum buru-buru menarik tangan Sekar yang hendak menjambak rambutnya kembali.
Sedari tadi ia sudah gatal ingin menghentikan aksi gila nonanya. Sebesar apa sebenarnya masalah yang nonanya hadapi saat ini?.
"Sekar pusing bi..." Tutur Sekar.
"Pusing kenapa non? Sini biar bibi pijat kepalanya yah" Sekar hanya mengangguk saja. Ia menikmati setiap sapuan lembut di kepalanya.
"Bi...." Panggil Sekar dengan mata yang masih terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKAR
FantasyGenre : Fiksi Stefani Arsita Prameswari seorang dokter yang namanya sudah sangat dikenal di seluruh penjuru negri. Tertembak oleh tentara sekutu saat sedang menjalankan tugasnya menjadi seorang relawan disebuah negara yang terkena konflik. Dipengh...