Seperti biasa jangan lupa votenya oke?
_____________________________________
"Tapi kamu tidak suka dengannya kan Sekar? Iya kan?"
"Suka kok" jawabnya enteng.
"Ya Tuhan...." Seketika hati Langit mencelos mendengar jawaban yang Sekar berikan.
Apakah usahanya selama beberapa tahun terakhir ini akan berakhir sia-sia?
Tidak bisakah Sekar menghargai apa yang ia beri dengan membalas perasaannya saja?
Kenapa Luke yang baru ia kenal beberapa bulan terakhir malah lebih ia pilih daripada dirinya?
Ternyata selama ini Sekar tidak pernah mencoba membuka hati untuknya walau hanya sedikit saja.
"Lho kenapa ekspresimu berlebihan seperti itu?" Bingung Sekar. Wajah berbinar milik Langit yang ia jumpai barusan kini sudah digantikan wajah kusut nan putus asa.
"Jadi maksudmu aku harus memasang wajah bahagia setelah tau kamu tidak menyukai aku? Yang benar saja Sekar !" Langit terkekeh geli.
"Kamu ngomong apa sih?"
"Perlu aku perjelas lagi hmm?" Sekar mengangguk. SHIT yang benar saja! Umpatnya dalam hati. Tapi walaupun begitu Langit menyetujuinya.
"Bukankah barusan kamu mengatakan kalau kamu suka sama Luke?" Lagi, Sekar mengangguk. "Nah kalau begitu sudah jelas kan kalau usahaku selama ini untuk mendapatkanmu terbuang sia-sia" senyumnya dengan terpaksa.
"Memangnya kamu udah tau maksud dari rasa suka yang aku bilang soal Luke?" Langit menggeleng. "Nah makanya itu jangan langsung menyimpulkan sesuka hati!" Geram Sekar.
"Memang suka itu ada banyak macamnya apa" dumel Langit.
"Banyaklah! Kamu aja yang otaknya terlalu cetek"
"Apa itu Cetek ?"
"Sudahlah gak usah kamu pikirkan. Intinya yah tuan Langit, aku suka sama Luke itu sebagai sesama pengajar, bukan suka dalam bentuk tertarik sebagai lawan jenis"
"Maksud kamu?" Langit masih saja belum paham maksud Sekar.
"Intinya gue gak suka sama dia bego....!" Greget Sekar.
"Gue? Bego?..."
"Iya lo bego banget anjirrr......" Sekar yang sudah geram memilih mencubit lengan Langit dengan kuat.
Langit hanya bisa cengengesan tidak jelas. Antara merasa bodoh, sakit, malu dan juga kesenangan secara bersamaan. Bodoh karena tidak paham akan maksud Sekar, sakit karena mendapat cubitan maut, malu karena ia sudah membuat Sekar emosi, lalu bahagia karena Sekar berani menyentuhnya walau bukan dengan cara yang manis.
"Dih malah cengengesan, gila kayaknya nih hiii.." Sekar menjauh dari dekat Langit.
"Iya. Aku gila karenamu..." Sekar membuat mulutnya seakan mau muntah mendengar gombalan Langit.
"Sejak kapan kamu jadi aneh gini sih.." ujar Sekar prihatin. "Gak cocok banget sama image kamu tau gak?"
" Aku kan kaya gini cuma sama kamu Sekar, kalau sama yang lain yah tidak" jawabnya dengan senyum lebar.
"Dasar gila kamu"
Langit menarik napas sebentar lalu menatap Sekar lamat-lamat.
"Kamu benaran suka sama Luke?" Wajah konyolnya kini sudah tidak ada lagi, yang ada hanya raut serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKAR
FantasyGenre : Fiksi Stefani Arsita Prameswari seorang dokter yang namanya sudah sangat dikenal di seluruh penjuru negri. Tertembak oleh tentara sekutu saat sedang menjalankan tugasnya menjadi seorang relawan disebuah negara yang terkena konflik. Dipengh...