🌼Empat Puluh Empat🌼

13.3K 2.5K 226
                                    

Sebelum baca, kasih vote dulu yah ◉‿◉
'
'
'

Masya Allah langgeng yah Bund sama pak suaminya (つ≧▽≦)つ

Masya Allah langgeng yah Bund sama pak suaminya (つ≧▽≦)つ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________

Sekar menggertakkan giginya. Kesal? Pastinya. Bagaimana bisa manusia-manusia licik itu mempengaruhi presiden agar tidak memberikan ijin kepadanya soal mengajukan permohonan sekolah bagi perempuan?

"Tidak bisa begitu yang mulia, kalau wanita di ijinkan bersekolah dan berkarier, siapa nanti yang akan mengurus rumah tangga dan pekerjaan lainnya?"

"Betul yang mulia, kalau mereka dibiarkan ikut bersekolah yang ada mereka akan melunjak nantinya! Kita sebagai laki-laki akan tidak di hormati oleh mereka"

"Siapa yang mengatakan kalau wanita berpendidikan akan melunjak dan melawan kepada kaum laki-laki? Pendek sekali pemikiran kalian" ucap Sekar tak habis pikir.

"Kau salah satu contohnya Sekar! Semenjak perijinan sekolahmu di akui oleh pemerintah, kau semakin melunjak! Tidak cukupkah kau hanya memberikan pendidikan untuk kaum rendahan itu?" Geram Galih, menteri pendidikan di negara itu.

Sekar terkekeh miris.

"Mohon maaf tuan Galih yang terhormat, seperti inikah sikap seorang menteri pendidikan? Kenapa anda sejak tadi bersikeras untuk menolak pengajuan ijin sekolah bagi kaum perempuan? Bukankah sebagai seorang yang berperan di dunia pendidikan anda seharusnya mendukung saya?" Galih menelan ludahnya susah ketika bersitatap dengan mata Sekar. "Harusnya anda paham akan posisi anda tuan, sebagai sesama orang yang berkecimpung di dunia pendidikan harusnya andalah orang pertama yang mendukung saya. Kenapa bisa begitu? Karena kita sama-sama ingin mencerdaskan manusia dari kebodohan"

Suasana perkumpulan di istana presiden siang itu mendadak hening.

"Tapi tetap saja wanita itu tempatnya di dalam rumah. Mengurus suami, anak dan pekerjaan lainnya. Sejak jaman nenek moyang dahulu kaum wanita sudah ditugaskan untuk berada dalam ranah itu. Jadi kau jangan coba-coba untuk mengubah sistem yang sudah ada!" Sekar geleng-geleng kepala mendengar penuturan dari menteri sosial barusan.

"Anda juga sepertinya tidak paham akan posisi anda dalam pemerintahan ini ya tuan Antonio" Sekar memandang remeh.

"Apa maksudmu!" Bentaknya tak terima.

"Tuan Antonio Zafir, anda diberi jabatan sebagai menteri sosial di negara ini bukan untuk status saja. Tugas anda adalah mengayomi dan membantu masyarakat yang kesusahan. Harusnya anda juga punya peran penting dalam mengangkat derajat kaum wanita, kenapa? Karena ini menyangkut hak hidup, perlindungan sosial dan penanganan kaum fakir miskin di negara ini" Antonio mengepal erat dibawah meja. Lagi, ia dipermalukan oleh gadis muda itu.

"Kenapa kalian begitu takut kalau kaum wanita bersekolah. Apa karena kalian tidak bisa membodohi mereka lagi kalau sudah paham akan banyak hal? Atau kalian tidak bisa lagi menyiksa mereka untuk tetap tunduk di setiap perbuatan keji yang kalian buat?" Sekar menatap perkumpulan rapat yang di datangi oleh jajaran menteri dan pejabat lainnya. Tidak lupa juga presiden yang sedang mendengarkan dengan seksama perdebatan mereka.

SEKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang