🌼Empat Puluh Lima🌼

13K 2K 47
                                    

Sebelum baca, votenya dulu please .
Itu ada di pojok bawah sebelah kiri ☜ (↼_↼)

______________________________________

Sekar yang baru pulang ke rumah dibuat gemas oleh kedua ponakannya, Zoe dan Zey. Kedua ponakannya itu sedang berebut ingin di gendong lalu di ayun-ayunkan oleh kakeknya pake tangan.

"Zey nanti dulu yah, sekarang gilirannya abang Zoe" Biduar mencoba menjauhkan Zey yang sudah bergelantung di kakinya.

"No no no! Itut tut..." Rengeknya.

"Kakek gak bisa gendong sekaligus dua Zey...." Bingung Biduar.

Dengan tidak enak hati ia menurunkan Zoe, lalu mengangkat Zey untuk diayunkan.

"Huwaaaaa itutt...." Kini giliran Zoe yang bergelantung di kaki Biduar.

"Sibuk banget kayaknya pah" tegur Sekar dengan cengiran lebar.

"Aduh Sekar untung kamu datang. Tolongin papah, Zoe sama Zey rebutan terus dari tadi, capek papah" Sekar terbahak melihat wajah capek ayahnya.

"Zoe, sini sama aunty aja yah" Sekar berjongkok lalu mengelus kepala Zoe yang masih saja mendekap erat kaki kakeknya.

"Uty...... Tu.... tu.." tunjuknya keatas. Dimana Zey sedang tertawa lepas ketika diayunkan oleh Biduar.

"Aelah nih bocah masih aja manggil Uty, dikira aku nenek-nenek apa?"

Sekar membawa Zoe ke gendongannya. " Mau dibuat kaya Zey juga?" Zoe mengangguk antusias.

"Malas ah, aunty lagi capek" ucap Sekar pura-pura lemas.

"Huwaaaaa.... Mama...." Zoe menangis histeris ketika digoda oleh Sekar.

Daisy datang dengan terburu-buru ketika mendengar teriakan Zoe.

"Apa nak, kenapa?" Ucapnya panik kala memasuki ruang santai.

"Hahahaha gak usah panik begitu kak, Zoe gapapa kok. Cuman lagi rebutan sama Zey, pengen digendong sama papah" Daisy geleng-geleng kepala melihat kedua anaknya.

"Gak boleh rebutan sama adek loh bang" Daisy mengambil alih Zoe dari Sekar. "Kalau abang mau di gendong juga, minta baik-baik sama Zey, gak boleh rebutan. Kasihan kakek tuh" Zoe menatap kakeknya yang udah mulai kewalahan menganyun-ayunkan Zey.

Usia si kembar memang baru menginjak setahun tiga bulan. Keduanya sudah bisa jalan walaupun sesekali masih oleng, ngomong juga baru bisa sedikit-sedikit.

"Udah makan siang kamu Kar?" Tanya Daisy. Mereka kini duduk lesehan dilantai menemani si kembar bermain.

"Udah mbak. Kalau mbak sendiri udah belum? Kalau belum, makan aja dulu biar mereka Sekar yang jaga"

"Mbak udah makan barusan, makanya si kembar main sama ayahanda tadi" Sekar hanya ber oh ria mendengarnya.

"Lagian mbak kenapa gak nyari pengasuh untuk bantu-bantu si kembar sih? " Daisy tersenyum.

"Mbak masih bisa jaga mereka berdua Kar, lagian ada banyak orang di rumah yang bisa bantu jagain juga"

"Iya sih mbak. Sesekali suruh bi Arum juga gapapa kali" usul Sekar.

"Ah gak mungkinlah mbak suruh bi Arum buat jaga mereka. Kasihan bi Arum udah berumur"

"Helehh berumur gitu tetap aja suka ngomeli Sekar mbak. Gak ada capeknya tuh orang tua" dumel Sekar.

"Itu karena bibi sayang sama kamu non Sekar" Sekar membalik badannya kala mendengar suara yang sangat familiar ditelinga nya.

"Sayang kok di omelin" dengusnya.

SEKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang