Terima kasih buat yang udah mau baca dan vote cerita saya. Maaf kalo part ini agak mengecewakan. Semoga kalian masih mau baca cerita saya ini
.
.
.# AUTHOR #
Rei masih mengaduk-aduk makanan yang ada dipiringnya. Mencoba menghapus keinginannya untuk menonton band kesukaannya yang 2 jam lagi akan perfoam disebuah mall.
Jika Riana tidak melarangnya untuk pergi dan menyita kunci mobilnya, mungkin saat ini gadis itu sudah ada diperjalanan menuju mall yang dimaksud.
Tapi karna larangan Riana yang terasa masih terdengar ditelinganya, membuat Rei mengurungkan niatnya untuk pergi walaupun ia ingin.
"Kamu ga jadi nonton Dragon Force Rei ??" Tanya Dimas ayah Rei disela-sela makannya.
Dengan malas, Rei hanya menggelengkan kepala menjawab pertanyaan ayahnya.
"Kenapa ?? Bukannya kamu suka banget sama band itu !!"
"Hmmm, ga boleh sama Riana."
"Hahahaaa, kamu kaya suami-suami takut istri. Masa dilarang gitu aja udah nyerah. Hahahaaaa" tawa Dimas keras.
Rei tau, ia memang seperti suami-suami yang takut pada sang istri. Tapi mau bagaimana lagi, gadis itu memang selalu berhasil untuk membuat Rei patuh akan permintaannya. Seakan, apapun permintaan gadis itu selalu benar dan Rei lah yang salah.
"Tau ah yah, aku kesel sendiri jadinya. Kalo pergi Riana pasti marah, tapi kalo ga pergi nonton. Kapan lagi bisa liat mereka sedeket ini !!" Kata Rei semakin giat mengaduk makanannya.
Dimas hanya bisa terus tertawa melihat kelakuaan anaknya yang terlihat lucu dimatanya. Kelakuan anaknya yang jarang sekali dapat ia lihat setelah apa yang mereka alami selama ini.
Ada perasaan aneh yang ia rasakan saat melihat anak gadis satu-satunya dapat berubah drastis ketika berteman dengan gadis bernama Riana. Tapi ia berusaha menepis jauh-jauh perasaan yang ada dihati kecilnya itu. Mungkin kali ini, hati kecilnya mengatakan sesuatu yang salah tentang hubungan Rei dengan sahabat perempuan anaknya itu.
"Yakin ga mau nonton ??" Goda Dimas pada anak gadisnya.
Rei hanya menatap ayahnya sekilas,lalu kembali berkutat dengan makanan dihadapannya. Sedangkan Dimas, ia masih terus tersenyum memperhatikan kelakuan anaknya.
Lucu !! Hanya kata itu yang terlintas dipikiran Dimas saat ini. Rasanya Dimas ingin terus melihat Rei yang seperti ini. Penuh senyum dan tak lagi sedingin dulu.
"Nduk, ada mba Riana didepan !!" Kata mbah Mar membuat Rei mengalihkan pandangannya pada sosok paruh baya dihadapannya.
"Riana mbah ??" Tanya Rei sedikit tak yakin. Mana mungkin Riana akan datang kerumahnya sekarang ini. Sedangkan semua bbm, telpon dan sms Riana pun tak dihiraukannya sama sekali.
"Tuh ibu bosnya udah dateng, katanya mau nganterin anak buahnya nonton hahahahaaa !!" Lagi-lagi Dimas menggoda anaknya. Entah mengapa, Dimas sangat suka menggoda anaknya yang sekarang telah berubah menjadi anak yang penuh senyum. Amat sangat berbeda dengan Rei beberapa bulan yang lalu, yang hanya menunjukkan wajah dinginnya pada semua orang.
Rei langsung bangkit dari duduknya, tanpa menghiraukan tawa dari dua orang yang sangat ia hormati.
Dengan langkah pelan tapi pasti, Rei terus melangkahkan kaki pincangnya kearah pintu masuk rumahnya. Tempat dimana terdapat seorang gadis yang berhasil membuat otaknya tak dapat berfikir apapun hanya karna larangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
Teen Fiction# REINA APRILLIA # Kau hadir dan memberi cahaya walau disisi paling gelap didalam hatiku Kau hadir dan aku mulai tau apa itu artinya cinta dan mencintai Karena kau adalah sebuah kesalahan terindah yang pernah aku miliki dan yang ingin aku pertahanka...