# REINA APRILLIA #
Tinnnttttt, Tinnnnttttt
Bunyi klakson mobil dibelakangku terus berbunyi kencang. Tapi aku terus diam tak bergeming. Menghiraukan bunyi klakson yang semakin kencang berbunyi dan membuyarkan kensunyian ditengah derasnya hujan.
Sakit, amat sangat sakit hati ini. Lagi dan lagi !! Tuhan seakan tak mau aku bahagia walau hanya sebentar saja.
Langit diatasku makin hitam. Sehitam kehidupanku yang selalu dilingkupi rasa sakit.
Tuhan, inikah hidup yang sudah kau atur untukku. Setelah Kau ambil kebahagiaan keluargaku, kemudiaan ibuku juga Kau ambil pergi menjauh dariku, kini Kau juga mengambil sahabatku !!
Seburuk itukah hidup yang harus aku hadapi Tuhan !! Sehina itukah diriku hingga tak layak untuk bahagia seperti orang-orang diluaran sana !!
Tinnnttttttttt
TinnnnnttttttttSebuah klakson berbunyi kencang kearahku. Lampunya menyorot tepat pada mataku. Hingga tiba-tiba semua gelap. Amat sangat gelap dan begitu tenang.
.
****-****-****-****
# RIANA SUHANDI #
Aku terdiam menahan tangisku saat mata ini tak lepas menatap pintu kamar yang didominasi warna putih itu.
Aku menggigit bibirku keras. Merasakan sakit saat menatap seorang pria yang memandangku marah. Pria yang merupakan sahabat Rei. Pria yang merupakan seseorang yang telah membantu Rei bangkit dari keterpurukannya dulu.
*flashback*
"Hallo Ri, kamu dimana ??"
"Maaf, ini siapa ya ??" Jawab Riana pada orang disebrang telponnya
"Ini ka Niken Ri, kamu dimana ?? Dirumah ga ?? Kakak jemput kamu ya !!........" kata Niken tak henti.
"Hallo kak !! Suaranya putus-putus, kenapa ya kak ??"
"Rei Ri, Rei. Dia ada dirumah sakit sekarang. Dan dia nyebut nama kamu terus sekarang. Kamu dimana ??" Tanya Niken lagi.
Riana diam,seakan tersambar petir ditengah hujan deras siang ini. Ketakutan mulai melingkupi hatinya. Seakan firasatnya sedari tadi benar-benar terjadi.
"Ri, Riana !! Hallo, Ri !!" Panggil Niken lagi.
"Iya kak, aku dirumah !!" Jawab Riana terisak.
Tangisnya sudah tak tertahankan lagi. Nafasnya sesak, matanya mulai berkunang-kunang tak tentu.
Kakinya yang semula tegap, kini melemas dan tak mampu lagi menopang tubuhnya. Tubuhnya bergetar hebat saat kata-kata Niken terus berputar secara otomatis diotaknya.
Takut !! Hanya rasa itu yang terus melingkupi hatinya. Riana seakan belum siap untuk kembali kehilangan sosok Rei. Kehilangan sosok yang amat sangat ia cintai.
.
Mobil Niken berhenti tepat diparkiran sebuah rumah sakit. Riana diam, tangisnya semakin pecah saat kakinya mulai menapaki lobby rumah sakit.
Niken menopang tubuh Riana, membawanya kedalam pelukannya. Mengusap kepalanya pelan dan sesekali memberi tahunya bahwa Rei baik-baik saja.
Tapi Riana bukanlah anak kecil yang dengan mudah dapat dibohonginya. Riana tau bahwa Rei pasti tidak dalam keadaan baik. Riana tau bahwa Rei pasti sedang berjuang disana !!
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
Teen Fiction# REINA APRILLIA # Kau hadir dan memberi cahaya walau disisi paling gelap didalam hatiku Kau hadir dan aku mulai tau apa itu artinya cinta dan mencintai Karena kau adalah sebuah kesalahan terindah yang pernah aku miliki dan yang ingin aku pertahanka...