PART 19

5.9K 216 8
                                    

Thanks yg masih setia baca cerita gaje saia. Semoga part ini ga mengecewakan hehheheeeee

.
.
.
.

* Author *

Hujan masih terus membasahi tanah gersang diluar rumah. Sang petir seakan saling beradu satu dengan yang lainnya hingga meninggalkan bunyi yang begitu memekakan telinga. Sang angin yang tak mau kalah dengan sang petir seakan sedang saling menarik dahan pohon disekitar mereka kekanan dan kekiri seiringan dengan bunyi petir yang membuat orang-orang enggan untuk beranjak dari dalam rumah.

Rei melirik keluar jendela, berharap sang hujan dapat segera reda dan dapat beranjak dari rumah Riana. Tapi nyatanya, semua itu hanya harapan Rei saja. Ia kembali menyesap teh hangat yang telah dibuatkan ayu. Mendengarkan cerita ibu paruh baya yang masih terlihat cantik dihadapannya tentang tingkah laku Riana kecil.

Rei tersenyum mendengarkan cerita Ayu. Seakan mengingatkannya tentang masa kecilnya yang begitu bahagia. Amat sangat bahagia jika kejadian kelam itu tak pernah terjadi.

"Pokoknya Riana itu bandel banget Rei waktu kecil" kata Ayu sambil tersenyum

"Mama, apaan sih !!" Kata Riana menyangkal perkataan Ayu.

Wajahnya kini telah memerah bagaikan kepiting rebus, Rei kembali tersenyum melihat reaksi yang timbul saat Ayu menceritakan masa kecil Riana.

Seperti tak mau kalah dengan bayangan yang sedang terputar ulang dikepala kedua makhaluk cantik didekatnya, kini kenangan masa kecil Rei sedang terputar secara otomatis dikepalanya. Menimbulkan rasa bahagia yang tertahan karna semuanya hanya tinggal kenangan. Kenangan yang ingin sekali ia kubur, tapi semua begitu sulit untuk dilakukan.

"Kamu sendiri, gimana sama masa kecil kamu ?? Pasti kamu anak yang sopan dan ramah ya Rei, kelihatan dari sikap kamu sekarang." Kata Ayu yang seakan membawa Rei kembali dari bayangan masa lalunya.

"Apanya yang ramah, dia itu jutek banget ma. Sama mama aja dia ramah, kalo sama aku boro-boro" kata Riana membuat Ayu dan Rei tertawa bersamaan.

Rei yang merasa disindir oleh Riana hanya mengusap puncak kepala Riana sambil terus tersenyum. Tak mengeluarkan satu kata pun sebagai pembelaan darinya.

"Masa sih, menurut mama sih kamu aja tuh yang baper !!" Kata Ayu yang kemudian tertawa kembali

Riana dan Rei yang mendengar Ayu mengeluarkan kata-kata ala anak jaman sekarang, semakin tertawa kencang. Menghiraukan sang petir yang berusaha merusak suasana hangat yang sedang tercipta disana.

Rei tersenyum getir. Merasakan beruntungnya Riana yang memiliki mama yang begitu mencintainya. Mama yang selalu memberikan rasa hangat ketika dunia mulai menghantarkan hawa dingin untuknya.

"Ibu, ibu mau kemana ?? Jangan tinggalin Rei !!" Teriak Rei kecil terisak. Enggan melepas genggaman tangannya pada tangan hangat ibunya. Tapi sang ibu yang merasa kesal dengan sang suami, berusaha melepas paksa genggaman tangan anak gadisnya yang masih berumur 5 tahun.

"Kamu baik-baik sama ayah kamu itu ya. Ibu harus pergi." Kata ibunya dengan menekankan kata Ayah pada ucapannya.

"Aduh kalian ini bikin mama ketawa sampe nangis gini. Oh iya Rei, kamu juga boleh panggil tante mama kok" kata Ayu seraya mengusap pipi Rei lembut, kembali menarik kesadaran Rei dari bayangan masa lalunya.

Rei diam, merasakan kasih sayang yang begitu besar bersamaan dengan sentuhan tangan Ayu dipipinya. Tanpa terasa, air matanya mulai menetes dari pelupuk matanya. Merasakan kesedihan karna bukan ibunya yang melakukan hal itu padanya.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang