PART 42

2.2K 121 18
                                    

Hallo temen2 semuanya, maaf karna terlalu lama hiatus. Maaf karna kesibukan ini menyita banyak waktu gue dan bikin gue harus pacaran sama si sibuk buat sementara waktu. Tapi semoga part ini ga ngecewain kalian yg udah nunggu lama ya......

Happy reading !!!

.
.

# REINA APRILLIA #

Aku masih menikmati asap yang kembali menjalar masuk kedalam paru-paruku. Menghisap dalam setiap batangnya dan membiarkan sang asap menguasai paru-paruku.

Mata ini masih memperhatikan gadisku yang sedang bermain dengan gadis kecil yang namanya sama persis dengannya. Memperhatikan dirinya yang seakan sedang menari dengan sang angin dan ditemani oleh Riana kecil.

"Thanks udah ngebolehin Riana ketemu gue dan ngasih kesempatan gue buat ngejelasin semuanya ke dia !!" kata seorang pria disebelahku sambil menghembuskan asap dari mulutnya ke udara.

"Iya, sama-sama." jawabku yang ikut membuang asap rokok.

Aku kembali diam, seakan ada kecanggungan yang tercipta sejak awal pertemuan diantara aku dan mantan kekasih dari kekasihku. Ahhh bukan-bukan kecanggungan itu tercipta saat Riana membiarkanku duduk berdua dengan cinta pertamanya.

"Tolong jagain dia ya." katanya lagi tanpa menatapku.

"Pasti !!" jawabku singkat.

Keadaan kembali hening. Kami sama-sama larut dengan pemandangan dihadapan kami. Kedua gadis dengan nama yang sama itu seakan lebih menarik perhatian kami dibanding obrolan tak tentu arah ini.

Pemandangan dihadapan kami seakan adalah pemandangan paling langka yang amat sangat sayang untuk dilewatkan.

Aku melirik pria kurus disampingku. Ia sesekali tersenyum menatap kedua gadis yang masih asik bermain dihadapan kami. Sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya, ia terus tersenyum dan membuat tulang pipinya terlihat jelas.

"Loe udah kerja ??" tanyaku pada Nino.

Ia hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali membuang asap rokok dari mulutnya.

"Loe bisa kerja ditempat Ayah gue kalo loe mau !!"

"Ahhh, ga usah Rei. Rencananya lusa gue mau balik kekampung istri gue di Lampung. Gue mau tinggal disana sama anak gue."

"Terus Riana ??"

"Maksud loe, Riana pacar loe ??

"Iya."

"Dia udah punya loe, dan gue yakin loe bisa jagain dia. Sorry ya Rei."

Nino diam, sesekali menghela nafas seakan-akan ada sesuatu yang membuatnya sulit untuk bernafas.

"Sorry ??"

"Iya, sorry !! Sorry karna pasti setelah pertemuan gue sama Riana waktu itu, hubungan kalian renggang. Riana emang ga cerita apapun ke gue tentang hubungan kalian, tapi gue tau pasti pertengkaran itu akan datang karna kehadiran gue ditengah-tengah kalian.

Jujur, gue kaget waktu tau loe yang nyuruh Riana dateng dan nemuin gue. Sama kagetnya waktu gue tau pacarnya Riana adalah seorang perempuan."

Nino menghela nafasnya yang terdengar semakin berat. Aku pun yang mendengar perkataan Nino ikut menarik nafas panjang. Menetralisir hatiku yang sedikit gugup saat Nino mengatakan hal biasa namun terasa sakit dihati ini.

"Mungkin kalo itu gue, gue ga akan pernah ngizinin pacar gue buat ketemu cinta pertamanya. Karna bagaimanapun cinta pertama ga akan mudah hilang dari dalam hati seseorang.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang