# Reina Aprillia #
Dengan langkah gontai, kulangkahkan kakiku menuju ruangan yg seharusnya sudah dari 30 menit yg lalu aku berada disana. Semenjak aku menggunakan tongkat untuk berjalan, aku selalu datang terlambat kekampus. Aku tak bisa lagi menembus macetnya Jakarta dengan ninja kesayanganku. Alhasil, aku harus menikmati kemacetan dengan taksi yang selalu kutumpangi setiap pergi dan pulang kuliah.
"Misi pak, saya boleh masuk??" Tanyaku pada seorang dosen yang sedang asik menyampaikan materi.
"Silahkan Rei!!" Jawabnya super ramah.
"Liat tuhh si Rei, mentang-mentang semua dosen baik sama dia. Dia jadi besar kepala gitu" kata seorang temanku sedikit berbisik. Namun aku masih bisa mendengar perkataan mereka. Aku berusaha tak memperdulikan kata-kata teman-temanku yang masih terus mencibirku. Ahh, sepertinya mereka tak pantas disebut sebagai seorang teman. Mana ada teman yang tega mencibir temannya sendiri.
Sejak kecil, aku sudah terbiasa dengan bullyan teman-temanku hanya karna hal ini. Hal yang terlalu sepele untuk diperdebatkan. Apa salahnya diperlakukan spesial oleh para dosen!! Aku tak pernah meminta hal itu pada mereka. Mereka saja yang memperlakukanku seperti ini. Jika teman-temanku tak suka dengan perlakuan para dosen yang super baik padaku, mengapa mereka tak belajar lebih giat untuk mengalahkan nilai-nilaiku hingga para dosen memperlakukan mereka seperti para dosen memperlakukan diriku. Semua hal ini selalu menambah kepusingan didalam otakku!!
****-****-****-****
Dengan mulut yang terus menerus menguap, kupejamkan mataku sejenak. Mencoba membaringkan tubuhku dibangku taman yang mulai ditinggalkan pengunjungnya karna desiran angin yang semakin kencang menandakan akan turun hujan. Dengan berbantalkan tangan kananku, aku mencoba semakin melelapkan tidurku ditaman ini.
"Rei, kenapa tidur disini." Kata seseorang mengacaukan tidurku.
"Woyyy!!" Kagetku saat melihat sebuah wajah yang hanya berjarak beberapa cm dari wajahku
"Hahahaaa, kamu kaget ya. Maaf ya maaf, aku ga maksud ngagetin kamu kok!! " kata seseorang yang ternyata dia adalah gadis tak tau terima kasih itu.
Kuambil tongkat untuk membantuku berjalan yang kuletakan di sisi kanan bangku tempatku tidur tadi. Kenapa disetiap kehadirannya, dia selalu membuat emosiku naik hingga keotakku. Gadis itu selalu membuatku darah tinggi.
Gadis tak tau terima kasih itu mencoba mengejarku yang telah meninggalkannya. Dia terus mengucapkan kata maaf dengan teriakannya yang cukup membuat sakit gendang teringaku.
"Loe bisa diem ga?? Berisik tau ga loe" kataku sedikit membentaknya.Ia langsung diam seketika dan menatapku heran. Sudah berhari-hari gadis itu selalu ada dimanapun aku berapa. Dia seperti setan yang selalu ada dimana-mana, tanpa perlu kuberitahu dimana keberadaanku saat ini.
Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Tapi gadis itu masih bediri ditempat dimana aku membentaknya tadi. Ia seakan tak memperdulikan bahwa tubuhnya telah basah oleh air hujan yang turun makin deras. Aku hanya memperhatikannya dari jauh. Aku tak mau lagi membantunya. Karna dia selalu marah-marah tak jelas padaku ketika aku membantunya. Tapi aku seakan tak bisa membohongi hati kecilku yang mulai mengatakan aku harus membantunya. "Sejak kapan aku mulai perduli dengan orang-orang disekitarku" kataku dalam hati.
Aku masih terus diam menatap gadis itu dari tempat kuberteduh. Gadis itu, entah apa yang ada didalam pikirannya saat ini. Apakah dia sakit hati dengan kata-kataku tadi?? Tapi, aku tak mengeluarkan kata-kata kasar dari mulutku. Aku hanya tak suka keributan yang ia buat.
****-****-****-****
Hari terus berlalu, dan gadis yang katanya bernama Riana itu terus menemaniku. Menemani diriku yang terbiasa sendiri. Entah apa maksud gadis itu terus menemaniku!! Bukannya waktu itu ia jelas-jelas mengatakan kalo dia membenciku, tapi kenapa sekarang ia malah terus hadir disetiap hari-hariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
Teen Fiction# REINA APRILLIA # Kau hadir dan memberi cahaya walau disisi paling gelap didalam hatiku Kau hadir dan aku mulai tau apa itu artinya cinta dan mencintai Karena kau adalah sebuah kesalahan terindah yang pernah aku miliki dan yang ingin aku pertahanka...