Part 6

8.5K 401 9
                                    

"Mbah, ayah kemana ??" Tanyaku pada sosok wanita paruh baya yang telah mengurusku sedari kecil.

"Bapak pergi nduk, katanya hari ini ada sidang perceraian antara ibu sama bapak." Jawab mbah Mar dengan logat jawanya

Aku hanya melenggang pergi tanpa menghiraukan mbah Mar yang sedang berbicara padaku.

"Nduk, mau merokok lagi ??" Tanya mbah Mar menghentikan langkahku. Aku hanya berdehem menjawab pertanyaan mbah Mar.

"Mbah sayang sama kamu nduk, mbah ga mau kamu kaya gini. Jangan terus nyakitin diri kamu dengan merokok kaya gini."

Aku langsung berlari menghampiri sosok paruh baya yang selalu menjaga dan memberi nasihat padaku. Aku hanya bisa menangis dipelukannya. Pelukan seorang ibu yang amat sangat aku rindukan.

Aku rindu ibu, aku rindu belaian lembutnya dikepalaku. Aku rindu dongeng-dongeng yang selalu ia bacakan sebagai pengantar tidurku dulu. Aku rindu suapan menggunakan tangannya saat aku mulai malas makan. Aku rindu teriakannya saat melarangku memanjat pohon dipekarangan. Aku rindu ibuku, aku amat sangat merindukan sosok itu.

"Mbah, Rei kangen ibu mbah. Kenapa ayah sama ibu harus bercerai ?? Kenapa kehidupan keluarga aku ga bisa seperti orang lain yang selalu harmonis"

"Nduk, semua sudah diatur sama Tuhan. Kita hanya bisa menjalankan apa yang sudah Tuhan atur untuk kita. Mbah yakin, kamu adalah gadis kuat yang bisa menghadapi semua masalah ini. Mbah yakin !!"

"Ini yang buat aku selalu takut menikah. Aku ga mau menikah dan membina keluarga mbah!! Aku ga mau kebahagiaan yang sudah aku bangun dengan susah payah, harus berubah karna sebuah perselingkuhan. Aku ga mau menikah mbah, aku ga mau!!" Kataku terisak didalam pelukan mbah Mar.

"Kenapa harus takut menikah bila tak selamanya menikah itu menyakitkan !! Kamu harus bisa melawan masalah yang datang kepadamu nduk, baru kamu akan mencapai suatu kebahagiaan. Bukannya lari dan malah menimbulkan masalah baru"

"Dengar nduk, kita memang tak pernah tau apa rencana Tuhan untuk kita. Tapi yang selalu mbah yakini adalah, Tuhan tidak pernah merencanakan hal buruk kepada umatnya. Seburuk dan sehina apapun umatnya, Ia akan selalu merencanakan sesuatu yang baik untuk umatnya. Termasuk kamu !! Tuhan punya rencana indah untuk kamu, mungkin tidak untuk sekarang. Tapi mbah yakin, pasti suatu saat kebahagiaan itu akan datang untuk kamu nduk."

Aku hanya diam mendengar semua nasihat dari mbah Mar. KEBAHAGIAN !! Entah kapan kebahagian itu akan singgah dihari-hariku. Karna sejak aku berumur 6 tahun, dan sekarang aku sudah mulai beranjak dewasa. KEBAHAGIAN yang selalu mbah Mar katakan, masih belum mau singgah dikehidupanku. Seakan aku ini hanya seonggok daging yang hina, yang tak pantas untuk bahagia.

****-****-****-****

"Ayah, apakah itu ibu ?? Kenapa ibu pelukan dengan om itu ??" Tanyaku terpaku dengan pemandangan dihadapanku

"Rei, gadis kecil ayah. Kamu tunggu sini ya. Ayah mau liat dulu, itu ibumu atau bukan !!" Kata ayah dengan suara baritonya

"Jadi ini kah kelakuanmu selama ini !! Pulang malam dengan alasan meeting, tapi ini !! Apa ini !! Apakah ini yang disebut meeting dengan client ??"

"Ini tak seperti yang kamu pikirkan mas !!"

"Tak seperti yang ku pikirkan apa ?? Jelas-jelas aku melihatmu sedang bermesraan dengan laki-laki sialan ini. Apa kau tak........."

"Ayah, Rei mau pulang. Rei ga mau ayah sama ibu bertengkar." Kataku memotong perkataan ayah dengan air mata yang telah membasahi sebagian wajahku

"Hahhhhhhh !!

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang