PART 28

3.6K 172 16
                                    

Mimpi buruk itu datang kembali. Menghampiri tidur lelapku yang seharusnya menghasilkan mimpi indah karna ditemani sang empunya hati. Mimpi buruk itu datang setelah berbulan-bulan mereka tak menghampiriku. Kembali merenggut kebahagiaanku dengan sisi gelap yang selalu mereka ciptakan.

Sisi gelap yang sebelumnya telah berusaha dengan susah payah kusingkirkan dari kehidupanku.

Kulirik gadis yang masih memeluk sebelah tanganku. Mengatur nafasku yang masih terengah, dan kemudian memeluk tubuh mungilnya dalam kesunyian malam yang terasa semakin menghimpit diriku kedalam ruang gelap. Mencari ketenangan dari tubuhnya, agar sang gelap tak lagi menarikku untuk kembali kepadanya.

Andai saja gadis didalam pelukanku ini tak pernah hadir untuk menemani hari-hariku. Mungkin saja, aku hanya meninggalkan nama dan gundukan tanah untuk selalu Ayah kunjungi disetiap waktunya.

Andai saja gadis didalam pelukanku ini tak pernah hadir untuk menemani hari-hariku. Mungkin saja, saat ini diriku telah berasa didalam ruangan sempit dengan gembok tebal yang mempenjarakanku dengan alasan yang mereka sebut dengan proses penyembuhan.

Tapi semua berubah setelah dirinya hadir dikehidupanku. Semua berubah, setelah dirinya menemani kesendirianku.

Aku tau, mimpi buruk ini pasti akan terus datang hingga aku bisa benar-benar berdamai dengan masa laluku. Tapi, apakah aku bisa melewati semuanya itu ?? Apakah aku bisa membagi semua beban dihati ini pada gadisku ??

Ia terlalu indah jika hanya harus hidup untuk kubagi kisah pahit hidupku. Ia terlalu indah jika hanya harus hidup untuk menanggung beban yang sama dengan diriku.

"Heiii, udah malem. Cepet tidur !!" Kata Riana mempererat pelukannya ditubuhku.

"Kamu belum tidur ??"

"Belum, aku tau pasti kamu bakal bangun malem-malem terus diem-diem pergi buat ngerokok. Jadi aku berusaha terus terjaga."

"Aku ga bisa tidur, mimpi buruk itu datang lagi. Dada ini, dada ini terasa sesak walau hanya untuk bernafas." Kataku. Menitikkan setitik air mata disebelah mataku.

"Menangislah jika itu dapat meringankan beban dihatimu !! Karna aku tau kamu bukanlah orang yang mudah untuk berbagi segala sesak didadamu ini. Dan karna aku tau, hanya pundak dan tubuh ini yang bisa aku berikan untuk meringankan semuanya." Kata Riana.

Menatap diriku tajam dan kemudian tangannya mengusap air mataku yang jatuh dengan derasnya.

"Aku lelah Ri, lelah !!"

"Aku tau kok, jadi jangan berpura-pura tegar hanya untuk terlihat baik didepan orang-orang. Karna semua orang pasti membutuhkan orang lain untuk membantu menopang hidupnya walau hanya sejenak."

Riana beranjak bangun dari tidurnya, mengambil rokok yang kuletakkan disamping tempat tidurku dan memberikannya padaku.

"Untuk hari ini aja, aku biarin kamu ngerokok jika hanya dengan itu kamu bisa merasa lebih baik !!"

"Aku cuma butuh kamu buat saat ini !!" Kataku.

Kembali menangis didalam pelukannya. Membasahi bajunya dengan air mata yang terus jatuh dengan derasnya.

Aku terus memeluknya, menenggelamkan kepalaku dipundaknya dan enggan beranjak dari rasa hangat pelukan tubuhnya.

"Menangislah hingga semua beban dihatimu itu berkurang, karna aku akan terus ada disini untuk menjadi pundak yang membantumu berdiri tegap. Karna aku akan terus ada disini untuk menjadi tangan yang membantumu mengusap air mata yang membasahi wajahmu. Karna aku akan terus ada disini untuk menjadi apapun yang kau butuhkan agar kau bisa menjalani hidup ini dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahmu.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang