PART 50

903 47 7
                                    

# ADRIANA SUHANDI #

Lagu dari Sal Priadi dan Nadin Amizah mengalun pelan di dalam kamarku. Membuat jantung ini berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Lagu yang membuatku kembali mengenang betapa Rei dapat selalu membuatku jatuh cinta dibuatnya.

Lagu yang sebelumnya pernah dimainkan oleh Rei untukku.

Lagu yang ia nyayikan didepan semua orang dikampusku.

Lagu yang ia nyayikan sambil terus menatapku tajam dari atas panggung itu. Panggung yang cukup tinggi, yang membuat banyak orang tau kearah mana mata itu menatap.

Sejak saat itu, lagu ini menjadi teman yang akan menghantarkanku pada lelapnya tidurku.

Sejak saat itu, aku amat sangat mencintai lagu ini. Lagu yang terus dan akan terus membuatku tersenyum saat kenangan itu kembali berputar dikepalaku.

*

_FLASHBACK_

Kini mataku menangkap sosok yang sedari tadi kucari. Sosok yang menghilang dibalik panggung yang berdiri megah ditengah-tengah lapangan kampusku.

Kini sosok itu tengah sibuk berbincang dengan Raka dan Ardi disamping panggung. Seakan sedang bersiap untuk tampil diatas panggung.

Wajah dinginnya tak menampilkan rasa gugup sama sekali. Ahh gila !! Bahkan aku yang berada dibawah panggung sambil memperhatikannya saja merasa amat sangat gugup. Tapi dia yang tinggal menunggu hitungan menit untuk tampil, malah terlihat biasa saja.

"Ri, Ri. Itu Rei kan yang lagi siap-siap mau perform ??"

"Ahh iya."

"Ihh, kok dia makin ganteng aja sih. Aduh, kalo aku ga tau dia cewek, mungkin udah aku deketin kali."

"Apa sih Sill, ada-ada aja deh. Lagian dia ga ganteng-ganteng amat kok." Kataku berbohong.

Kenyataannya, Rei memang terlihat amat sangat menawan hari ini. Walau ia hanya menggunakan kaos putih dengan jaket jeans biru muda, tapi semua itu terlihat semakin membuatnya begitu menawan. Belum lagi rambutnya yang mulai panjang itu, semakin membuat ia terlihat begitu tampan seperti apa yang dikatakan Silla.

"Ahh Ri, Rei naik tuh. Aduhh gemes banget sih Rei." Kata Silla terus memuji Rei.

Rei masih sibuk dengan kabel dan gitarnya. Tapi sebagian wanita yang sedang menonton mulai membicarakannya. Membicarakan betapa tampannya dia. Dan betapa menariknya Rei.

Aku hanya diam dan hanya terus memperhatikan Rei yang telah siap dengan gitarnya. Tapi kini ia hanya diam, dan matanya seakan sedang mencari-cari seseorang dari atas panggung. Setelah matanya bertemu dengan mataku, ia mulai maju ke depan standing mic dan mulai tersenyum sambil menatapku.

Ardi mulai memperkenalkan anggota bandnya, termasuk Rei yang langsung mendapat banyak sambutan dari beberapa wanita yang terlihat jelas seakan ingin memangsa Rei.

Aku hanya diam dan menikmati setiap lagu yang Rei nyayikan dengan ditemani suara berisik Silla yang terus menerus berkata bahwa Rei begitu tampan.

"Ini lagu terakhir kita, lagu yang amat spesial buat vokalis gue. Karna lagu ini mau dia persembahin buat orang spesial dihidupnya dia. Jadi langsung aja ya"

Aku tau kamu lahir dari
Cantik utuh cahaya rembulan
Sedang aku dari badai
Marah riuh yang berisik
Juga banyak hal-hal yang sedih

Tapi menurut aku kamu cemerlang
Mampu melahirkan bintang bintang
Menurutku ini juga karena hebatnya badaimu
Juga karena lembutnya tuturmu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang