Maaf karna terlalu lama update, maaf juga karna terlalu sibuk dengan urusan pribadi dan melupakan cerita ini. Semoga kedepannya bisa lebih cepat lagi updatenya....
Mohon dibantu ya semuanya #ProkkProkkkProkkkk
# ARIANA SUHANDI #
Aku masih duduk disofa rumahku sambil menikmati liburanku yang hanya dirumah saja. Menemani Rei yang sedang asik bermain game di handphonenya dengan sejuta kata keramat yang ia keluarkan ketika ia tidak bisa mengalahkan lawannya.
Aku mendengus sebal memperhatikan tingkah lakunya. Kenapa gadis ini harus datang kerumahku jika hanya untuk bermain game tanpa memperdulikan diriku.
"Masih belum selesai mainnya ??" Tanyaku yang entah sudah keberapa kalinya. Tapi yang kutanya hanya menganggukkan kepalanya tanpa sedikitpun melihat kearahku.
Dengan sebal, kutarik kaki Rei untuk naik keatas kakiku. Ia hanya mengaduh sebentar, lalu kemudian kembali fokus pada gamenya.
Aku yang semakin sebal, langsung mengambil kuteks yang sebelumnya kugunakan. Memakaikannya dijari kaki Rei dan tak memperdulikan teriakan tidak maunya atas perbuatanku.
"Udah diem, lagian siapa suruh nyuekin aku !!" Dengusku sebal.
Terus memakaikan kuteks dijari kakinya yang terlihat sedikit berantakan.
"Aduhh Ri, apa-apaan sih kamu !!" Sebalnya. Menarik kakinya dan memperhatikan hasil kerjaku dengan manyunan khasnya.
"Bagus kan !!" Seruku dengan senyuman puas setelah melihat hasil karyaku dikakinya
"Apanya yg bagus Ri, liat tuh berantakan gitu !!"
"Cuma sedikit aja kok yang berantakan !!"
"Apanya yg sedikit Ri, ini kuku kaki aku dimana yang kamu kuteksin yang mana. Apus ahhh !!"
"Okay !!" Jawabku sumringah
Berjalan kearah kamarku dan mengambil remover sekaligus kuteks dengan warna yang lain.
"Sini kakinya !!"
"Loh kok malah bawa kuteks lagi. Aku bilang kan apus bukan ganti warna !!"
"Tapi aku maunya ganti warna, ga mau ngapus !!"
"Dasar ya !!" Marahnya.
Memeluk tubuhku dengan sebelah tangannya, lalu mengacak-acak rambutku yang masih basah setelah keramas.
"Ahhh ampun !!" Mohonku sedikit berteriak
"Rasain nih, siapa suruh ngerjain aku." Katanya sambil tertawa.
Masih terus memeluk tubuhku dan memukul-mukul punggungku pelan. Tak ada rasa marah walau semakin lama sedikit terasa perih dipunggungku akibat pukulannya.
Yang kurasakan sekarang, hanya rasa bahagia yang memuncak karna rindu akan tawanya sudah terobati. Rindu yang sudah beberapa hari ini kutahan karna kesibukannya dikantor untuk membantu ayahnya.
"Ampun ga ??" Tanyanya setelah lelah
"Ampun pak boss." Jawabku.
Menyandarkan tubuh lelahku kesofa dan meletakkan kepalaku dipundak Rei. Mencari posisi nyaman untuk menghilangkan lelahku.
"Jangan dihapus ya kuteksnya !!"
"Hmmm, tapi dirapihin ya biar ga berantakan kaya gini."
"Siap pak boss." Kataku sambil membuat sikap hormat.
"Kakinya kakinya." Katanya sambil menepuk-nepuk kakiku. Merebahkan kepalanya dipahaku, dan kemudian memejamkan matanya.
"Rei !!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
Teen Fiction# REINA APRILLIA # Kau hadir dan memberi cahaya walau disisi paling gelap didalam hatiku Kau hadir dan aku mulai tau apa itu artinya cinta dan mencintai Karena kau adalah sebuah kesalahan terindah yang pernah aku miliki dan yang ingin aku pertahanka...