# AUTHOR #
Angin kembali berhembus kencang, dan langit mulai berubah warna. Membuat beberapa pengunjung pantai beranjak menjauh dari pinggir pantai dan kembali ketempat asal mereka.
Rei kembali menghisap asap dari batang rokok ditangannya. Menikmati pemandangan indah dihadapannya bersama Riana. Menikmati sang mentari yang mulai kembali ketempat asalnya untuk digantikan dengan sang rembulan.
Rei melirik kearah Riana yang berada disampingnya, wajah itu kini telah disinari warna orange hasil dari mentari yang mulai tenggelam seakan dimakan lautan luas dihadapan mereka.
Ini adalah pertama kalinya mereka menikmati matahari tenggelam dipantai sebagai sepasang kekasih. Memperhatikan keindahan yang telah Tuhan ciptakan untuk semua umat manusia.
Riana masih asik dengan handphonenya dan mengabadikan keindahan dihadapannya. Hingga gadis itu tak sadar bahwa gadis disampingnya telah menghabiskan tiga batang rokok dalam waktu tidak lebih dari setengah jam.
"Pulang yukk !!" Ajak Rei sambil mengusap pelan puncak kepala Riana.
"Bentar lagi ya." Jawab Riana dan masih asik dengan handphonenya.
Rei hanya tersenyum, dan kembali menghisap batang rokok ditangannya. Menikmati semilir angin pantai yang terasa begitu menyejukkan baginya.
Rei seakan hanyut dengan hembusan angin yang menerbangkan rambutnya. Menikmati setiap hembusan angin yang menemani kebersamaan mereka berdua.
Rei kembali melirik kearah Riana, memperhatikan gadis itu yang kini rambutnya sudah acak-acakan dihempas angin. Rei kemudian menggeserkan tubuhnya kedekat Riana. Mengambil kunciran rambut didalam tas Riana, lalu sedetik kemudian tangannya sudah mulai menguncir rambut Riana yang berantakan.
Riana yang kaget dengan sentuhan dirambutnya, langsung menatap kearah datangnya sentuhan itu.
Saat mata indah itu mendapati sosok dibalik sentuhan itu, ia malah tersenyum. Membuat jantung pasangan yang saling mencintai itu berdetak tak menentu. Riana kembali tersenyum saat telinganya dapat mendengar dengan jelas detak jantung gadis yang telah menjadi kekasihnya selama 45 hari itu.
"Love you" kata Rei sambil menarik tangannya dari rambut Riana.
"Hmmm, bau rokok ihhh." Kata Riana. Sedikit ada kilatan kemarahan dari tatapan mata Riana.
Namun Rei seakan tak memperdulikan kemarahan itu. Ia hanya ingin menikmati moment romantis ini, dan tak ingin merusaknya hanya dengan hal ini. Karna ia tak ingin kejadian kemarin sore terulang kembali saat ini.
Rei menatap Riana tajam, saat menyadari gadis itu enggan menatapnya balik. Memajukan wajahnya sedikit demi sedikit kearah wajah Riana. Mengecup singkat pipi Riana yang masih marah.
"Ihhh, sono ahh jauh-jauh. Bau rokok kamunya."
Rei hanya tertawa menanggapi perkataan Riana. Menyelesaikan tugasnya menguncir rambut Riana, lalu kembali menatap ombak dihadapannya. Mereka masih saling diam, seakan larut akan suasana yang mereka rasakan. Suasana pinggir pantai yang sepi, dan hanya menyisakan suara desiran ombak dan daun kelapa yang saling bergesek karna dihempas angin. Suasana yang amat Rei suka, karna ia adalah orang yang tak pernah suka kebisingan. Walaupun terkadang, kebisingan itu selalu berasal dari mulut gadis disampingnya.
"Kenapa sih ngerokok lagi ??" Tanya Riana.
"Aku lagi pengen aja."
"Ohhhh"
Riana menghela nafasnya yang terasa berat. Ia tau betul bagaimana sikap pacarnya itu. Sikap yang mulai ia pahami setelah kebersamaan mereka yang semakin intens selama 45 hari ini. Kebersamaa yang membuat ia semakin mengerti Rei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
Fiksi Remaja# REINA APRILLIA # Kau hadir dan memberi cahaya walau disisi paling gelap didalam hatiku Kau hadir dan aku mulai tau apa itu artinya cinta dan mencintai Karena kau adalah sebuah kesalahan terindah yang pernah aku miliki dan yang ingin aku pertahanka...