# REINA APRILLIA #
"Capek !!" Keluh Riana yang seharian ini membantuku mengurus Aska.
Aku hanya tersenyum dan menatap tubuh Riana yang sedikit basah bermandikan keringat. Sedangkan Riana kini sedang menguncir rambut panjangnya asal. Memperlihatkan leher mulusnya yang membuatku salah tingkah.
Aku mengalihkan pandanganku saat mulai sadar bahwa diriku seperti gadis mesum yang salah tingkah hanya karna melihat leher dari kekasihku.
Aku beranjak turun dari sofa yang semula aku duduki, meluruskan kakiku dilantai dan memukul - mukul kakiku yang sedikit pegal setelah terus menerus berlarian dengan Aska.
"Mandi gih." Suruhku tanpa melihat orang yang ku suruh.
"Iya sebentar." Jawab Riana. Membaringkan tubuhnya disofa sambil tangannya memilin - milin rambutku. Rambut yang sudah diprotes Riana karna semakin panjang.
"Mandi dulu sana." Suruhku lagi dan mulai asik bermain game dihandphoneku. Larut akan duniaku sendiri dan melupakan gadis yang masih memilin - milin rambutku. Menghiraukan dirinya yang kini telah mendengus sebal.
"Iya sebentar, masih capek." Kata Riana sebal sambil mengambil handphoneku. Menyembunyikan handphoneku dibelakang tubuh mungilnya dan memasang wajah cemberut khasnya.
"Yahh, itu lagi war Ri. Nanti kalo kalah aku bisa diamuk Raka."
"Bodo ahhh, lagian aku ada disini kamu malah asik main game. Nyebelin tau ga." Marah Riana padaku.
Aku hanya bisa menghela nafas dan meminta maaf padanya. Tapi Riana hanya diam dan tak berniat sedikitpun untuk mengembalikan handphoneku.
"Rei."
"Iya." Jawabku pelan. Membalik tubuhku hingga mata coklat ini dapat menatap wajah Riana.
"Aku laper."
"Ya udah mandi dulu kamunya, nanti aku beliin makanan didepan. Jadi kamu selesai mandi, kamu tinggal makan."
Tanganku yang semula jadi penopang kepalaku saat menatap Riana kini beralih pada rambut Riana yang tak terkuncir secara sempurna. Menaruh sedikit rambut Riana kebelakang telinganya, lalu kembali menatap gadisku yang kini terlihat sedikit kurus.
"Tapi masih pengen tiduran disini. Ga mandi boleh ??" Tanyanya sambil mengusap wajahku. Merayuku agar aku tak lagi menyuruhnya untuk mandi.
"Terserah." Jawabku singkat.
Mengalihkan wajahku dari hadapan Riana, dan berpura-pura marah akan permintaannya padaku.
"Iya, nanti aku mandi. Tapi aku tiduran dulu ya sebentar, capek banget soalnya."
Kini diriku kembali menatap wajah Riana yang kini sedang menatapku juga. Memperhatikan setiap lekuk wajahnya yang selalu membuatku kecanduan dan ingin terus menatap wajah manis itu.
Riana tersenyum saat menyadari diriku terus memperhatikannya tanpa berkedip. Lalu menggenggam tanganku lembut dan kemudian memejamkan matanya.
"Jangan tidur."
Aku menarik tanganku yang digenggam oleh Riana, lalu mencubit pipi Riana agar gadis yang masih memejamkan matanya itu segera beranjak dari tidurnya dan mengikuti apa yang telah aku perintahkan padanya sedari tadi.
"Mandi dulu sana, nanti aku beliin makanan baru abis itu kamu tidur."
"Bentar dulu Rei." Jawab Riana lagi masih dengan mata terpejam.
"Dasar males."
"Biarin. Kamu juga dulu males banget, setiap ketemu pasti kamu lagi tidur."
"Masa ??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
Teen Fiction# REINA APRILLIA # Kau hadir dan memberi cahaya walau disisi paling gelap didalam hatiku Kau hadir dan aku mulai tau apa itu artinya cinta dan mencintai Karena kau adalah sebuah kesalahan terindah yang pernah aku miliki dan yang ingin aku pertahanka...