PART 47

1K 66 2
                                    

Haii semuanyaaa
Maaf karna terlalu lama update cerita ini, karna author amatir ini terlalu fokus pdkt dengan sang sibuk dan tak bisa membagi waktu.

Tapi semoga part singkat ini dapat mengobati rindu kalian pada author, ehhh pada Rei dan Riana hahahahaaaa.....

*
*
*

# RIANA SUHANDI #

Senja kembali datang dan menghantarkan sejuta kenangan akan dirimu. Kenangan saat dirimu masih terlalu dingin untuk ku dekati. Kenangan akan dirimu yang menghadirkan rasa berbeda namun terus kusangkal karna ketakutan akan perasaan itu. Perasaan yang kini kunikmati disetiap menit bahkan detiknya.

Aku kembali ketempat dimana kita banyak mengukirkan kisah yang memenuhi setiap sudut di memori otakku.

Tempat dimana kita bertemu untuk pertama kalinya. Tempat dimana kita mengukir sebuah kesalahpahaman yang membuatku merasa lucu jika kembali mengingatnya.

Kamu yang dengan santainya memberikan sebuah sapu tangan untuk kugunakan mengusap air mata yang membasahi wajahku. Kamu yang dengan santainya menghiraukan keadaanku yang layaknya orang gila pada saat itu.

Andai kamu tak pernah menghampiriku pada hari itu. Mungkin kisah kita tak akan pernah terukir indah hingga hari ini.

Andai kamu tak pernah menyelamatkanku dari percobaan bunuh diriku, mungkin aku tak pernah merasakan rasa sayang tulus yang selalu kau berikan padaku.

Andai semua itu tak pernah terjadi, mungkin saat ini aku telah terbaring kaku didalam sebuah gundukan tanah dengan papan yang bertuliskan namaku.

REI

Apakah kau mengingat semua kenangan itu. Kenangan yang terasa lucu jika kita putar ulang dimemori otak kita.

Ingatan yang menghadirkan senyum disetiap kejadian yang telah kita lewati.

Dan senja ini kembali menemaniku. Menemaniku mengulang kembali kisah-kisah yang kita lalui bersama ditempat ini.

*

# Flashback #

Matahari semakin beranjak naik. Menghadirkan hawa panas yang membuat siapapun akan mencari tempat berlindung dari teriknya mentari siang itu.

Tapi gadis bernama Riana masih saja duduk dibangku taman yang terkena sinar mentari, dan berharap bertemu dengan seseorang yang sudah ia tunggu sejak 1 jam yang lalu.

Teriknya matahari tak menghalanginya untuk terus menunggu orang tersebut. Berharap orang yang ia tunggu dapat segera datang dan menemui dirinya dibangku taman tempat biasa mereka saling berbincang. Walau nyatanya, perbincangan itu hanya terjadi satu arah. Karna dialah yang lebih sering berbicara dibanding lawan bicaranya.

Semakin lama ia menunggu, semakin berat matanya untuk terus terjaga.

Hingga sang angin mulai berhembus pelan, merasa kasihan pada gadis itu yang terlihat semakin mengantuk.

Matanya semakin berat. Tapi ia terus berusaha agar matanya terus terjaga, dan menunggu seseorang yang ia nantikan kehadirannya sejak tadi.

Tapi angin seakan mendukung matanya untuk terpejam. Hingga ia terus berhembus, dan membuat rasa kantuk itu semakin tak tertahankan. Hingga akhirnya gadis itu menyerah. Ia bersandar dibangku taman yang ia duduki sejak tadi, dan tak menghiraukan sinar mentari yang menyinari separuh wajahnya dari balik dedaunan.

Dengan ditemani dedaunan yang saling mengadu karna dihempas angin siang itu. Riana semakin tidur dengan lelapnya. Menghiraukan kebisingan ditaman itu yang semakin lama semakin ramai didatangi pengunjung.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang