Chapter 19

7.6K 849 105
                                    

Selamat membaca..







Kehidupan Soovin berjalan seperti biasanya. Ia, biasa dipukul, dihina, dibentak. Tapi, Soovin tak pernah mempermasalahkan hal itu. Selagi ia masih bisa untuk melihat wajah tersenyum Suho dan Soohyun, meskipun itu dari jarak jauh, itu sudah lebih dari cukup untuk dia jadikan sebagai pengobat lukanya. Baik luka fisik maupun hati.

Seperti saat ini, karena weekend seluruh keluarganya berkumpul di taman belakang rumahnya. Tanpa dirinya. Ia tak masalah. Ia tau, jika ia ada di lingkaran itu pasti suasana di sana sudah berbeda. Mungkin tidak sebahagia yang ia lihat.

Gadis itu berdiri di balkon kamarnya. Ia menatap sendu ayahnya. Orang yang ia sayang sekaligus ia benci.

Soovin bisa merasakan kebahagiaan lewat pancaran mata dan setiap tawa yang keluar dari mulut pria itu. Jujur, dari hatinya yang paling dalam, ia ingin sekali menjadi salah satu alasan ayahnya tersenyum dan tertawa seperti yang ia lihat sekarang.

Tapi, apa mungkin?
Sedangkan Suho saja sangat ingin dia menghilang dari muka bumi ini.

Sepertinya hanya Soovin saja yang terlalu berharap banyak.

Drrttt... Dddrrrttt...

Ponselnya berdering. Soovin melihat sekilas nama yang tertera di layar ponselnya, kemudian ia menekan ikon berwarna hijau.

"Iyo? Kenapa?" Tanyanya kepada si penelepon.

Mata Soovin membulat sempurna. "Apa?? Serius Lo?? Sekarang keberadaan Lo dimana?" Ia sudah melangkah masuk ke dalam kamarnya dan meraih kunci motor sport merahnya.

"Oke. Tunggu gw." Panggilan ia putuskan sepihak. Ia segera turun dengan langkah cepat.

Di tengah jalan, ia berpapasan dengan Chenle. Soovin melirik sekilas pada Chenle, tapi sepertinya Chenle enggan untuk menatapnya. Sepertinya Chenle memang benar-benar tak ingin berteman lagi dengannya.

Soovin menepis pemikiran nya itu. Sekarang ia harus cepat. Sahabatnya butuh bantuannya.










"Jadi Soohyun, sering ikut olimpiade?" Tanya Jisoo.

Ia mereka lagi asik berbincang di taman, sambil bakar2 jagung.

Gk sekalian, Soohyun nya di bakar juga?

Soohyun ngangguk. "Iya mah."

"Wah, berarti dek, piala plus piagam Lo udah banyak dong di sekolah!" Seperti biasa, Doyoung akan sangat antusias jika menyangkut prestasi2 seperti ini.

Soohyun mengusap tengkuknya. "Em... Gk juga sih, bang. Kan aku gk sering juga menang waktu olimpiade." Katanya.

Kun mengusap punggung gadis itu. "Enggak pa2. Yang penting kan udah mencoba. Mau menang, atau kalah sama aja. Lagian kan Soohyun udah bagus, udah mau mewakili sekolah. Ini udah buktiin, kalau Soohyun memang anak yang berprestasi di sekolah." Kun tersenyum tulus.

"Iya dek. Yang Kun bilang benar." Timpal Taeil.

Jisoo mengusap rambut Soohyun. "Mama udah bangga kok sama Soohyun. Sekalipun Soohyun gk ikut olimpiade gitu, mama udah bangga. Soohyun jadi anak yang baik aja mama udah seneng banget."

Step Brother~NCT~ [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang