"Sialan!! Gue harus kemana sekarang!" Soohyun menendang apa pun yang ada di depannya.
Dia diusir dari rumah, tanpa sempat mengambil dompet, maupun ponselnya. Jadi dia saat ini benar-benar tak memiliki uang sepeser pun.
"Lihat aja, gue pastikan gue akan kembali lagi ke rumah itu! Enak aja mereka main usir gue!" Dengusnya.
"Apa gue ke rumah Yerin, apa Yeji aja?"
"Ga lah! Gengsi banget gue! Harga diri gue lebih penting."
Gadis itu menghela nafas panjang. Dia berjongkok di trotoar jalan. Untuk mengistirahatkan kakinya. Entah sudah berapa kilo meter dia berjalan tanpa tujuan.
"Bego!! Gue ke rumah om Mino aja." Soohyun memukul kepalanya pelan.
Soohyun bangkit berdiri. Dia mulai berjalan. Dari tempatnya, mungkin sekitar 1 km lagi, dia bisa sampe di kediaman Mino.
Keluarga Kim, memilih untuk berkendara masing-masing menuju bandara. Jisoo, mereka biarkan istirahat di rumah dengan ditemani Winwin, Jungwoo, dan Ten. Mereka juga khawatir jika mereka membiarkan Jisoo ikut ke bandara, itu akan membahayakan kondisi janin yang ada di dalam perutnya.
Tadinya Jaemin ingin mengendarai sepeda motornya. Namun jeno melarangnya untuk berkendara sendiri. Karena kondisi Jaemin saat ini sedang dalam kondisi tidak baik. Takutnya dia malah mengalami kecelakaan.
Di dalam mobil hanya diisi oleh Jaemin dan Jeno saja. Yang menyetir adalah Jeno. Dari keluar pekarangan rumah, Jaemin tak tenang. Bahkan air mata lelaki itu sudah menetes saat pertama kali Lucas mengatakan bahwa pesawat yang ditumpangi oleh Soovin hilang kontak.
Di dalam pikiran lelaki itu hanya, bagaimana sekarang kondisi Soovin. Dengan bodohnya Jaemin menelepon soovin, berharap bahwa panggilan teleponnya dijawab oleh Soovin.
Jeno yang berada di kursi pengemudi merasa kasihan melihat kondisi kembarannya saat ini. Dua kata yang mendefinisikan Jaemin saat ini adalah kacau dan hancur.
Jangan berpikir bahwa Jeno tidak merasa sedih dan syok saat mendengar kabar bahwa pesawat yang ditumpangi oleh Soovin hilang kontak. Meskipun dia tidak terlalu dekat dengan gadis itu, tapi dia merasa bahwa semesta benar-benar tidak adil dengan gadis itu. Mengapa di saat semuanya telah terungkap Soovin harus mengalami kejadian seperti ini. Dan mengapa semesta seolah-olah menghalangi kebahagiaan gadis itu.
"Jaemin lo tenang dulu." Untuk kesekian kalinya Jeno berusaha untuk menenangkan Jaemin.
"Nggak ada gunanya lo berusaha buat ngehubungin soovin."
Jaemin sama sekali tak menghiraukan perkataan Jeno. Dia hanya ingin mendengar suara gadis yang dia sukai, gadis yang dia sayangi mengatakan bahwa saat ini dia baik-baik saja hanya itu yang ingin dia dengar.
Melihat Jaemin yang tak mendengarkannya, sukses membuat Jeno kesal. Jeno menepikan mobilnya dipinggir jalan.
"Jaemin lo dengerin gue gak sih! Gue tau lo sedih dan khawatir dengan Soovin saat ini! Lo jangan bodoh!! Mau seberapa keras pun lo nelpon Soovin, dia ga akan jawab telpon lo!! Pesawat dia hilang kontak!! Yang seharusnya lo lakuin itu, berdoa! Minta sama Tuhan, biar Soovin dilindungi. Biar Soovin, selamat!" Bentaknya.
Tangan Jaemin yang memegang ponsel perlahan turun. Suara isak tangis mulai terdengar dari mulut lelaki itu.
"Gue... takut Jen... G-gue.. gue ga mau kehilangan dia.." Jaemin menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Jeno menghela nafas kasar. Jeno menepuk kecil pundak Jaemin, berusaha untuk menenangkan kan kembarannya itu, meskipun dia tak yakin bahwa hal yang dilakukan bisa sedikit menenangkan kan hati lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother~NCT~ [END]✓
Fanfic"Seharusnya Lo gak ngomong gitu ke papa!"-Taeyong. "Siapa Lo bisa ngatur hidup gw?!"-Soovin. "Kita semua peduli sama kamu Vin..."-Jaehyun. "Peduli?? Cih!! Gk usah sok peduli sama gw! Mending Lo semua urusin adek ke sayangan Lo pada!!"-Soovin. [ COMP...