Chapter 14

7.8K 880 49
                                    

Hari ini author doublle up.
Karena kemarin2 ada yang minta
doublle up. Jadi author sanggupin.
So...

Selamat membacaaa



Soovin mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Keluar dari sirkuit dia dan sahabatnya berpisah. Mobil yang ia dapatkan dari balapan malam ini, ia parkirkan dan titip di rumah Seonbin. Jadi, Seonbin pulang sendiri, sedangkan Jieun pulang bersama Taeri.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Meskipun demikian, masih banyak para pedagang dipinggir jalan yang masih berdagang.

Soovin tersenyum. Tiba2 ia mengingat Chenle. Bayangan Chenle yang mengingatkannya tadi, berkeliaran di kepala nya. Anak itu memang lucu. Bahkan, dia bisa membuat gadis itu gemas, dan nyaman dekat dengannya.

Manik gadis itu menangkap salah satu gerobak penjual martabak. Sepertinya ia akan membelinya untuk ia makan bersama Chenle nanti di rumah. Semoga saja Chenle belum tidur. Meskipun ini sudah sangat larut.

Ia memarkirkan mobil merahnya tak jauh dari tempat gerobak itu. Ia turun, tak lupa ia mengambil beberapa uang cash.

"Pak, martabaknya masih ada?" Tanya Soovin sopan.

Si bapak nengok ke Soovin. "Masih neng. Mau pesan rasa apa neng?" Tanya si bapak.

"Em, keju sama coklat ya pak."

"Di bungkus neng?"

"Iya atuh pak! Gk mungkin saya makan 2 porsi sekaligus di sini." Jawab Soovin terkekeh.

"Hahaha si Eneng bisa aja." Si bapak sembari tangannya bekerja membuat pesanan Soovin.

Soovin melihat sekelilingnya. Ternyata masih banyak remaja yang nongkrong jam segini. Bahkan banyak yang menikmati martabak ini bersama dengan pasangannya.

"Laris ya pak. Padahal udah tengah malam gini." Celutuk Soovin.

Si bapak nengok Soovin bentar, lalu tersenyum. "Puji syukur neng. Masih banyak yang beli."

"Biasanya bapak pulang jam berapa?"

"Paling lama jam 2 dini hari neng."

"Hah? Lama juga ya pak. Bukanya mulai jam berapa?"

"Dari jam 8 malem neng."

Soovin mengangguk. "Semoga tetap laris ya pak."

"Amin neng."

"Ini neng, martabaknya." Menyodorkan 2 bungkus martabak pesanan Soovin.

Soovin menerimanya, lalu memberikan selembar uang berwarna merah. "Ini pak. Makasih." Ia kemudian beranjak.

"Eh, neng kembalinya?" Cegah si bapak.

"Sama bapak aja." Ia tersenyum dan langsung bergegas.

"Aduh, si Eneng. Ya udah lah, nggak baik rejeki di tolak. Makasih neng!" Katanya sedikit berteriak.
















Step Brother~NCT~ [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang