Satu hari telah berlalu. Dan bahkan sampai detik ini pun lokasi jatuhnya pesawat yang ditumpangi oleh Soovin masih belum juga ditemukan. Yang membuat para keluarga korban pesawat, merasakan duka yang paling mendalam.
Kini suasana rumah keluarga kim mendadak menjadi sunyi senyap. Jisoo sendiri mendadak jatuh sakit. Suho, pria itu menjadi banyak terdiam, dan melamun.
Dan kali ini tenaga Taeil benar-benar dikuras habis. Di mana dia harus ekstra lebih perhatian kepada Jisoo yang tengah sakit, Suho yang kerap sekali menyendiri dan melamun, serta para adik-adiknya yang masih sama seperti malam sebelumnya.
Kali ini Taeil tengah membujuk Jaehyun untuk makan. Karena, dari semalam perut lelaki itu tak terisi oleh apapun. Sudah berapa orang, bergantian untuk membujuk Jaehyun agar mau makan. Namun hasilnya nihil. Bahkan lelaki itu, kini hanya mengurung diri di kamar.
"Jaehyun, buka pintunya. Ayo makan." Taeil dengan segenap kesabarannya.
Tangan Taeil masih setia mengetuk pintu berwarna coklat tua itu. "Jaehyun, makan. Nanti lo sakit."
"Bang!"
Taeil menoleh ke samping. Di sampingnya telah berdiri Jisung dengan memegang nampan yang berisi makanan.
"Iya, kenapa dek?" Tanya Taeil.
"Bang Haechan ga mau makan." Adu Jisung.
"Jaemin juga ga mau makan, bang." Jeno tiba-tiba datang, dengan tangan yang memegang sepiring nasi beserta lauk pauk nya.
Taeil menghela nafas capek dengan tangan memijat pangkal hidungnya. "Mereka benar-benar kayak bocah ya. Udah lah! Biarin aja mereka! Mau makan, atau engga terserah! Gue udah capek! Apa mereka pikir cuma mereka yang merasa kehilangan di sini?" Dia meletakkan kasar piring yang ada di tangannya ke nampan Jisung.
"Bilangin sama mereka, kalau mau cepat mati, jangan nyiksa diri pake ga makan segala. Di dapur banyak pisau. Kalau ga, itu pembersih lantai, di minum sekalian!!" Taeil pergi meninggalkan Jeno dan Jisung.
"Bang, terus ini gimana?" Tanya Jisung pada Jeno.
"Udah lah. Entar kalau lapar, mereka bakalan makan." Jeno capek juga jadinya.
Mark kembali ke apartemennya. Dia benar-benar butuh waktu sendiri. Jujur, dia masih belum bisa menerima keadaan saat ini. Ini semua benar-benar mendadak.
Lelaki itu turun dari ranjangnya. Dia duduk di sofa yang terletak di depan televisi. Saat itu juga, dia teringat saat untuk pertama kalinya Soovin mengunjungi apartemennya. Dia masih mengingat rasa sup ayam buatan Soovin.
Mark menatap seluruh penjuru ruang apartemennya. Senyum miris muncul di wajahnya.
"Gue kangen sama lo..." Lirihnya, dengan suara bergetar.
Mark memutuskan untuk menyalakan televisi. Agar apartemennya tak begitu hening. Yang mungkin, akan semakin membuatnya teringat pada Soovin.
Mata Mark membulat sempurna saat melihat berita terkini. Mark membaca, dan memperhatikan berita itu dengan seksama.
"Lokasi jatuhnya pesawat Black Air NT127 tujuan Jerman telah ditemukan. Pesawat Black Air NT127 yang mengangkut 230 orang ini, jatuh di Samudera Hindia. Saat ini Tim Basarnas, beserta TNI AL telah di luncurkan."
Mark bergegas menaiki anak tangga, dia ke kamar untuk mengambil ponselnya. Selesai mengambil benda persegi itu, dia turun dan mematikan televisi, lalu pergi dari apartemennya menuju kediaman keluarga Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother~NCT~ [END]✓
Fiksi Penggemar"Seharusnya Lo gak ngomong gitu ke papa!"-Taeyong. "Siapa Lo bisa ngatur hidup gw?!"-Soovin. "Kita semua peduli sama kamu Vin..."-Jaehyun. "Peduli?? Cih!! Gk usah sok peduli sama gw! Mending Lo semua urusin adek ke sayangan Lo pada!!"-Soovin. [ COMP...