Taeyong berlari pulang ke ruang rawat Suho. Dengan kasar dia membuka pintu ruangan itu, hingga membuat Winwin, Ten, dan Kun terkejut akibat ulahnya.
"Astaga! Gue kirain apaan! Jantung gue hampir copot, nying!" Ten memegang dadanya.
"Lo kenapa bang?" Tanya Winwin, dengan nada sedikit jengkel. Mungkin lelaki itu cukup kesal dengan tindakan Taeyong beberapa detik yang lalu.
Taeyong tak menjawab. Dia sibuk mencari-cari sesuatu. Bahkan sampai mengeluarkan isi tas ransel yang dia bawa.
Kun berjalan mendekatinya. "Lo nyari apa sih, bang?" Tanyanya.
"Hp. Hp gue mana?" Dia menatap Kun dengan pandangan menuntut.
"Itu, gue charger di sudut situ." Kun menunjuk sudut ruangan yang terdapat stopkontak.
Taeyong berdecak, lalu segera mengambil ponselnya. Dengan cepat dia mengetik sesuatu di ponselnya, lalu menaruh ponselnya di daun telinga nya.
"Dia ngapain sih? Kayak orang kesurupan tau ngga." Ten menyikut Winwin.
Winwin menatap Taeyong dengan pandangan keheranan. Sedangkan Kun, dia sesekali melirik ke arah Suho yang tengah terbaring beristirahat.
"Bang, Lo kenapa sih? Ga jelas banget. Datang-datang kayak orang kesurupan." Ucap Ten.
Taeyong menatap sekilas Ten. Lalu kembali fokus pada kegiatannya. Ten yang merasa diabaikan, menatap Taeyong jengkel. Terbesit di hatinya untuk memukul kepala Taeyong, sangking kesalnya dia.
"Bang!" Ucap Taeyong dengan nada cukup tinggi.
"Ada kemajuan tentang Soovin?" Tanyanya to the point, setelah Taeil mengangkat panggilan nya.
"Apa? Belum ada sama sekali?" Taeyong menatap ke-3 sepupunya secara bergantian.
Winwin, Ten, dan Kun saling beradu pandang.
"Diberhentikan? Kenapa?" Raut wajah Taeyong berubah. Warna kulit wajahnya, mulai sedikit merah.
"Hanya karena black box nya udah ketemu, dengan seenaknya mereka memberhentikan pencarian?" Katanya dengan nada tak terima.
"Ya tapi mereka ga bisa seenaknya kayak gitu dong! Mereka ga mikirin perasaan keluarga korban apa?"
"Ya tap- oke, iya. Papa udah mendingan kok." Taeyong melirik Suho.
"Hm, trus gimana keadaan mama?"
Tatapan Taeyong berubah menjadi sayu. "Jadi... Mama masih sering tidur di kamarnya Soovin?"
"Iya bang. Jaga'in mama ya. Mungkin sekitar 3 hari lagi kita udah pulang."
"Iya, hm."
Panggilan berakhir. Taeyong langsung duduk di sofa yang dekat dengan stop kontak. Dia memijat pelipisnya.
Kun segera menghampiri lelaki yang usianya lebih tua darinya. "Bang, lo kenapa sih? Kayak orang linglung tau ngga."
Taeyong menghela nafas berat. "Tadi, gue lihat seseorang yang mirip banget sama Soovin. Dia di rawat di sini."
"What?" Ten dengan cepat menghampiri Taeyong. Di ikuti oleh Winwin.
"Lo ga lagi ngehalu kan bang?" Tanya Ten ragu.
Taeyong mengulum bibirnya. "Gue benar'an lihat. Tapi, gue ga tau itu memang dia, atau seseorang yang hanya mirip sekilas doang sama Soovin."
"Ya udah, sekarang kita ke ruangan itu aja. Kita pasti'in itu Soovin atau bukan." Kata Winwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother~NCT~ [END]✓
Fiksi Penggemar"Seharusnya Lo gak ngomong gitu ke papa!"-Taeyong. "Siapa Lo bisa ngatur hidup gw?!"-Soovin. "Kita semua peduli sama kamu Vin..."-Jaehyun. "Peduli?? Cih!! Gk usah sok peduli sama gw! Mending Lo semua urusin adek ke sayangan Lo pada!!"-Soovin. [ COMP...