"Halo" ujar seorang pria paruh baya yang duduk di bangku goyang.
"Iya, seperti yang saya perintahkan." Seringai kecil terbit di bibirnya.
"Saya tunggu kabar bagusnya." Dia mematikan sambungan telepon.
Pria itu bangun dari duduknya. Tangannya mengambil sebuah rokok, beserta pamantiknya. Dia menyelipkan rokok itu di antara bibirnya. Lalu menyuluhnya dengan pemantik. Kemudian menghisap rokok itu, dan mengeluarkan asapnya secara perlahan.
"Ini baru permulaan Soovin. Lihat apa yang akan saya lakukan terhadap keluarga mu. Ini akibat dari perbuatan mu." Katanya dengan senyum penuh arti.
Hampir seluruh anggota keluarga Kim berkumpul di ruang tengah. Sepertinya aktivitas setiap individu tak terlalu padat. Hingga sore ini mereka terlihat sudah menyantai di rumah.
"Lucas, bisa tolong ambilkan air putih buat Tante?" Jisoo menatap Lucas yang berbaring di karpet sambil nguyah kripik singkong.
Lucas lantas menghembuskan nafas. Pengen ngebantah, tapi dia sadar diri status dia di rumah ini hanya numpang doang. Dengan malas, dia beranjak ke dapur untuk mengambil Jisoo segelas air putih.
"Ini tan." Lucas memberikan segelas air putih pada Jisoo.
Jisoo sedikit mendongak. "Terimakasih anak bongsor Tante.." Jisoo tersenyum manis.
"Hahaha, sama2 Tante.." ucap Lucas dengan terpaksa begitu juga dengan tawanya.
"Mahhh.." Jisung baru turun dari lantai dua, langsung duduk di samping Jisoo kemudian memeluk tubuh Jisoo yang terlihat lebih gemuk akibat sedang mengandung.
"Anak bontot mama.. kenapa sayang?" Tanya Jisoo lembut.
Bibir Jisung langsung mengerucut. "Mah, liat deh kelakuan si pantat panci! Masa dia ambil duit adek? Ihh, makanya kulitnya gk putih2, orang kerjaannya buat dosa mulu!" Ujar Jisung kesal.
Jisoo dibuat bingung sekaligus gemas melihat tingkah Jisung.
"Pantat panci??"
Jisung mengangguk keras. "Iya mah! Ish, liat aja entar. Adek bakar tuh, semua isi lemari nya! Bisa2nya dia ambil duit adek tanpa permisi! Dikira semua yang ada di rumah ini milik dia apa?! Dasar Malika!! Pantat panci gosong!!"
Semua yang ada di sana lantas menatap Jisung dengan penuh kebingungan. Ini Jisung lagi ngatain siapa? Pikir mereka.
"Siapa sih? Mama kok gk tau?"
"Ck, bang Haechan mah! Masa gitu aja mama gk tau? Emang siapa lagi yang gk tau malu di rumah ini?"
"Heh! Gk boleh gitu! Itu abang kamu juga loh!" Tegur Jisoo, tangan kanannya menepuk pelan mulut Jisung.
Jisung mendengus. "Ish, habisnya adek kesal banget mah. Masa bang Haechan main ambil duit Jisung semena2."
"Udah, udah.. nanti duitnya mama aja yang ganti." Jisoo mengusap2 bahu Jisung.
"Haechan mana? Tumben amat tuh anak kagak ada di rumah. Biasanya ngurung diri mulu di rumah." Ten menatap sekeliling.
"Lah? Iya. Kenapa gw baru sadar tuh beban keluarga kagak ada di mari." Lucas membuka bungkus keripik kentang.
"Soovin juga kemana?" Ini Jaehyun yang ngomong.
Lucas menyipitkan matanya. "Aduhh, Soovin selalu jadi yang number one, ya.." ledeknya.
Jisoo sempat menatap Jaehyun cukup lama dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan.
"Wajarlah, orang dia kan adeknya." Ucap Doyoung spontan karena dia tak sengaja menatap air muka Jisoo yang sedikit berbeda, saat menatap Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother~NCT~ [END]✓
Fiksi Penggemar"Seharusnya Lo gak ngomong gitu ke papa!"-Taeyong. "Siapa Lo bisa ngatur hidup gw?!"-Soovin. "Kita semua peduli sama kamu Vin..."-Jaehyun. "Peduli?? Cih!! Gk usah sok peduli sama gw! Mending Lo semua urusin adek ke sayangan Lo pada!!"-Soovin. [ COMP...