Chapter 54

7.2K 1.2K 464
                                    










Jaemin merasa jantungnya saat ini tidak dalam kondisi baik-baik saja. Untuk pertama kalinya, dia dicium oleh perempuan, dan itu pun Soovin. Benar-benar di luar dugaan. Meskipun dia terkenal playboy cap badak dulu, tapi yakin lah, seorang Jaemin sudah bertobat. Entah sejak kapan, tapi yang jelas dia sudah tobat.

"Vin, gue ikut ke Jerman ya sama Lo." Jaemin masih saja tak mau merelakan Soovin begitu saja.

Soovin menggeleng. "Jangan ya. Lo di sini aja. Jagain mama." Dia mengusap mata Jaemin yang masih bengkak.

Jaemin menarik nafas dalam, dan menghembuskan nafasnya secara perlahan. Kemudian lelaki itu mengangguk. Meskipun dengan perasaan yang berat.

"Tapi, Lo harus janji satu hal sama gue." Ujar Jaemin.

"Apa?"

"Setelah di Jerman, jangan sedih lagi. Lo harus bahagia. Makan yang banyak. Berat badan Lo, udah gak sebanding sama tinggi Lo. Lo kelihatan kurus. Dan gue mau, saat liburan semester depan, saat gue kunjungi Lo ke Jerman, pipi Lo ini harus udah berisi lagi. Gak boleh tirus gini. Lebih cantik pipinya chubby." Jaemin mengelus pipi Soovin.

"Iya, janji.."

"Tapi, bdw.. eum,, maksud dari yang tadi apa ya..?" Tanya Jaemin malu-malu. Terlihat dari dia yang sedikit salah tingkah.

"Kecupan singkat tadi?" Tanya Soovin memastikan.

"Gak usah di perjelas juga dong, Vin.." gerutu Jaemin. Soalnya, muka Jaemin sudah memerah padam.

"Gak usah baper. Itu kecupan biasa."

"Maksud nya?" Jaemin gagal paham.

"Gue akui, gue memang suka sama Lo." Ungkap Soovin tanpa beban.

Jaemin menahan nafas, dia memilih untuk mendengarkan perkataan Soovin selanjutnya.

"Hanya sekedar suka, gak lebih. Dan gue harap, Lo bisa bedain mana suka, dan mana cinta."

Jaemin bungkam. Sepertinya dia terlalu banyak berharap pada sosok perempuan di depannya ini.

"Karena pada dasarnya, Lo dan gue gak akan bisa bersama. Mau sekeras apapun Lo berusaha, dan mau sekeras apapun Lo ngotot kalau kita gak ada hubungan darah, itu gak akan merubah status kita. Dalam garis besarnya, kita adalah saudara, sesuai dengan takdir."











"Rumah bakalan sepi gak sih, kalau Soovin gak ada di sini?" Tiba-tiba saja Lucas berkata demikian.

Renjun menoleh, "Maksud bang Lucas, sepi dalam arti gak ada lagi tonton kekerasan pada anak, gitu?"

"Njim! Bukan gitu dugong! Itu mulut lemes amat." Lucas kesel jadinya.

"Trus? Yang jelas dong, kalau ngomong." Imbuh Renjun dengan wajah juteknya.

"Gue ngerasa kayak ini rumah bakal sepi aja, setelah Soovin pergi." Lucas.

Ten membuka kulit kacang, dan memasukkan biji kacang ke dalam mulutnya. "Mau gimana lagi? Kita ikut angkat suara pun, belum tentu di dengar om Suho. Jangan kan kita, Tante Jisoo yang notabennya istri Om Suho, kagak di denger."

"Iya sihh.." Lucas mengangguk samar.

"Kasihan aja gue lihat si Soovin." Sambung Lucas.

"Ya mau gimana lagi. Kita gak bisa berbuat apa-apa sekarang." Kun angkat bersuara.

"Lo semua, merasa aneh ga sih?" Kun menatap satu persatu saudara-saudaranya.

Mereka memilih untuk diam, menunggu Kun menyelesaikan perkataannya.

Step Brother~NCT~ [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang