Chapter 61

6.8K 1.1K 405
                                    




Sudah 1 bulan berlalu. Semuanya masih tetap sama. Bahkan keadaan keluarga Kim, semakin tak ada interaksi sama sekali. Mereka seakan hidup sendiri di rumah itu.

Kejadian teror masih mereka terima, namun tidak sesering dulu. Tapi, tetap saja sempat membuat mereka panik, dan takut.

Dan tepat hari ini, Jisoo akan segera melahirkan. Hampir semua ikut ke rumah sakit untuk menemani jisoo.

Setelah Jisoo mengalami kontraksi di rumah, buru-buru Suho, beserta anak-anaknya membawanya ke rumah sakit. Dan persis, saat tubuh Jisoo baru dibaringkan di brankar, ketuban Jisoo pecah. Doker mengatakan, dalam hitungan jam, Jisoo akan segera melahirkan. Suho sendiri, dia berada di dalam menemani Jisoo.

"Tante Jisoo yang mau lahiran, kenapa gue yang deg-degan." Kata Lucas.

Taeyong mengusap wajahnya. "Gue takut. Gue takut mama kenapa-napa." Ucapnya lirih.

Saat Jisoo mengalami kontraksi di rumah tadi, selain Suho yang terlihat panik, dan khawatir, di sisi lain ada Taeyong yang sama panik, dan khawatirnya dengan Suho. Bukan apa, namun di usia Jisoo yang sudah tak muda lagi, dan akan melahirkan membuat perasaan takut timbul di hati lelaki itu.

Ten bergerak mendekati Taeyong. "Doa bang. Biar persalinannya lancar."

"Gue udah ga sabar, main-main sama debay nya. Pasti lucu deh." Yuta senyum sendiri. Mungkin dia membayangkan bagaimana serunya bermain dengan anak kecil.

"Katanya, si Mark mau ke sini. Udah di mana dia?" Tanya Taeil, lelaki itu bersedekap dada dengan punggung bersandar di dinding.

"Udah di jalan katanya." Sahut Jeno.

"Ini si Jisung, nelpon gue mulu. Udah gue bilang, Tante belum lahiran juga. Masih aja nelpon." Gerutu Johnny.

"Si Jaehyun gimana? Udah berangkat blom dia?" Taeil bertanya.

"Penerbangannya nanti malam bang. Dia ga bisa ngambil penerbangan siang ini. Katanya, ada rapat sama klien siang ini, yang ga bisa dia tunda." Kata Winwin.

Hati Taeyong terasa sakit mendengarnya. Bagaimana bisa, di saat seperti ini Jaehyun lebih mementingkan pekerjaan? Apa pekerjaan lebih penting dari pada ibu, dan calon adiknya?

"Telpon dia sekarang! Suruh dia pulang sekarang! Kalau dia ga mau pulang, bilang sama dia ga usah pulang selamanya ke rumah!" Taeyong mengatakannya dengan penuh penekanan.

"Tapi bang,"

"Suruh dia pulang!!" Nada suara Taeyong meninggi.

Winwin menelan ludah kasar. "I-iya bang." Lelaki itu menyingkir, untuk menelpon Jaehyun.

Suara derap langkah mengundang perhatian mereka. Ternyata seorang dokter beserta beberapa perawat berjalan mendekati mereka, atau lebih tepatnya ingin masuk ke dalam ruang persalinan.

Sepertinya Jisoo akan segera bersalin. Mendadak semua yang menunggu di depan ruangan itu, meramalkan doa, agar kiranya persalinan Jisoo diberi kelancaran.









Lain di rumah sakit, lain lagi di rumah. Yang tinggal di rumah ada Jisung, Chenle, Renjun, Haechan, Jaemin, dan Jungwoo.

Dari Jisoo dilarikan ke rumah sakit, Jisung terus menghubungi Johnny, untuk mengetahui kabar terbaru dari Jisoo.

Jisung menurunkan ponselnya, yang tadi berada di samping telinganya. Dia baru saja menelpon Johnny, dan lelaki itu mengatakan bahwa Jisoo belum melahirkan.

"Gimana?" Tanya Jungwoo.

Jisung menggeleng. "Belum bang, katanya masih nunggu." Katanya lemas.

"Lo yang tenang Jisung. Tante pasti pasti bakalan baik-baik aja. Ingat aja, lo yang 7 bersaudara gini aja bisa di bawa Tante Jisoo ke dunia ini dengan selamat." Kata Haechan, guna menenangkan Jisung.

Step Brother~NCT~ [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang