Pagi sudah menjelang. Begitu juga dengan Soovin yang dalam perjalanan pulang ke rumah.
Seperti yang di katakan Suho, hari ini dia akan pindah ke Jerman. Mungkin dia man berangkat siang, atau tidak sore hari. Soovin tak tau, karena yang membeli tiket bukan dia.
Pagi-pagi sekali, Jaehyun sudah datang menjemput Soovin. Untung nya, pada saat itu Mark sudah terbangun, dan dia memilih untuk duduk di sofa. Membiarkan Soovin untuk tidur sedikit lebih lama.
Mobil yang di kendarai Jaehyun nampak hening. Tak ada yang membuka topik. Jaehyun sesekali melirik pada kaca spion dalam, untuk melihat Soovin yang memang duduk di kursi belakang. Sedangkan di kursi penumpang di samping Jaehyun sudah di isi oleh Mark.
Soovin menatap jalanan dengan pandangan kosong. Raut wajahnya pun nampak murung. Pagi tadi, semangat hidup Soovin tiba-tiba hilang entah kemana.
Merasa lelah memandangi jalanan, dia memilih untuk memejamkan matanya. Dia tidak tidur, hanya memejamkan mata saja.
'Setelah di Jerman, mungkin gw ga akan kembali lagi ke sini..'-batin Soovin.
"Taeyong, kamu sudah membelikan tiket pesawat yang papa suruh?" Tanya Suho, ketika dia baru saja duduk di sofa ruang tamu.
Taeyong mengangguk. "Sudah pah. Penerbangan Soovin ke Jerman, jam 2 siang." Balas Taeyong.
"Bagus."
"Pah." Panggil Taeyong.
Suho yang tengah membaca koran, melirik sekilas pada Taeyong. "Hm?"
"Apa dia akan benar-benar hidup sendiri di sana?" Taeyong agak ragu bertanya.
Suho menghentikan aksi bacanya. Dia melipat koran itu, lalu meletakkannya dia tas meja kaca yang ada di tengah.
"Siapa? Soovin?"
Taeyong mengangguk. "Iya pah."
"Iya. Dia akan tinggal sendiri di sana. Itu bentuk hukuman untuk dia. Agar dia bisa memperbaiki diri di sana."
"..oh" hanya itu yang keluar dari mulut Taeyong.
"Oh ya, Taeyong. Di mana adik kamu? Si Doyoung? Selepas pulang dari rumah sakit semalam, dia gak kelihatan. Bahkan sampe sekarang dia belum muncul juga. Dia gak pulang ke rumah?" Suho bertanya.
"Semalam aku telpon dia, katanya dia lagi ada urusan sama teman-teman alumni SMA nya." Taeyong menjawab sesuai dengan apa yang di katakan Doyoung padanya.
Suho tampak mengernyit. Sedikit heran dengan jawaban Taeyong. "Urusan? Urusan apa, sampai lupa pulang ke rumah. Udah gitu dia gak ada lagi ngabarin papa, atau mama."
Taeyong mengangkat bahu. "Gak tau lah pah. Dia cuma bilang gitu aja sama aku."
"Oke.. lupakan, jadi gimana sama cabang perusahaan kita yang di Tokyo? Papa dapat informasi dari tangan kanan papa di sana, katanya ada salah satu dari atasan di sana korupsi. Benar?"
"Benar atau gak nya, aku kurang tau pah. Tapi, aku lagi nyelidikin juga. Dan mungkin aku bakalan ke Tokyo besok atau lusa, buat urus masalah itu."
Mulai lah kedua lelaki berbeda umur ini, berdiskusi tentang pekerjaan.
"Der, ini benar'an alamatnya kan? Kita gak nyasar lagi?" Tanya Doyoung sembari menatap sebuah rumah sederhana, dari dalam mobilnya.
Hendery mengangguk mantap. "Iya, kali ini gue yakin banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother~NCT~ [END]✓
Fanfic"Seharusnya Lo gak ngomong gitu ke papa!"-Taeyong. "Siapa Lo bisa ngatur hidup gw?!"-Soovin. "Kita semua peduli sama kamu Vin..."-Jaehyun. "Peduli?? Cih!! Gk usah sok peduli sama gw! Mending Lo semua urusin adek ke sayangan Lo pada!!"-Soovin. [ COMP...