Chapter 55

8.6K 1.4K 1.4K
                                    






Mereka telah sampai di bandara. Sekitar 15 menit lagi, Soovin akan benar-benar pergi dari negeri kelahirannya. Menunggu pengumuman, mereka duduk di kursi yang di sediakan di sana. Karena jumlah mereka yang terlalu banyak, membuat beberapa dari mereka memilih untuk berdiri.

Soovin duduk di samping Jisoo. Dari rumah, sampai di bandara, tangan Jisoo tak pernah lepas dari Soovin. Dia menggenggam tangan Soovin dengan begitu erat. Hati Soovin menghangat hanya dengan hal kecil yang dilakukan Jisoo.

"Soovin, om harap kamu bisa merubah diri kamu setelah kamu tinggal di sana." Ucap Mino, yang mengundang tatap mata dari mereka semua.

Soovin diam. Bahkan dia tak menoleh pada Mino.

"Semoga kak Soovin baik-baik di sana. Aku pasti kangen banget sama kak Soovin." Kata Soohyun dengan raut wajah sedih.

Soovin melirik ke arahnya sebentar. "Bullshit" kata Soovin pelan.

"Ingat Soovin, seperti yang sudah papa katakan sebelumnya di rumah. Sekali sebulan, kamu harus memberikan laporan tentang kegiatan kamu di sana." Kata Suho.

Soovin mengabaikan Suho. Terlalu malas untuk meladeni manusia-manusia seperti mereka.

"Perhatian, kepada para penumpang pesawat Black Air dengan nomor penerbangan NT127 tujuan Jerman dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu C23, Terimakasih."

"Your attention please, passengers of Black Air on flight number NT127 to Germany please boarding from door C23, Thank you."

Pengumuman penerbangan Soovin terdengar. Lantas mereka yang duduk bangkit berdiri. Soovin menarik kopernya, agar berada di depannya. Dia kemudian memakai tas ranselnya.

Suasana sekarang berubah. Mereka menatap Soovin, dengan sorot mata yang berbeda setiap orangnya.

Soovin menyalim tangan Jisoo, begitu pun dengan tangan Suho. "Aku pergi ya.." pamitnya.

Soovin menarik kopernya, dia berjalan perlahan meninggalkan keluarganya yang kini tengah menatap kepergiannya.

Soovin berhenti, saat jaraknya dengan keluarganya sekitar 5 meter. Dia menatap satu persatu anggota keluarganya. Tangannya mencengkram kuat-kuat kopernya. Dia belum sepenuhnya ikhlas pergi dari negeri ini. Dengan berat hati, dia tersenyum dan melambaikan tangan pada mereka yang akan dia tinggalkan.

Mark memilih untuk menundukkan kepalanya. Dia tidak begitu kuat untuk menyaksikan orang yang dia sayang pergi, meskipun hanya pindah negara.

Haechan, Jaemin, dan Jaehyun memilih untuk melihat lekat-lekat Soovin. Mengabadikan Soovin dalam memori mereka. Meskipun ini hanya perpisahan untuk sementara waktu, tapi entah kenapa begitu terasa menyakitkan.

Cukup lama Soovin menatap keluarganya, lalu dia berbalik. Kembali melanjutkan langkahnya yang tadi tertunda.

Soovin sudah benar-benar hilang dari pandangan mereka. Suara Isak tangis Jisoo mulai terdengar. Suho dengan lembut menarik tubuh istrinya ke dalam dekapannya. Mengusap punggung wanita itu, untuk sekedar menenangkannya.

Haechan mengusap sudut matanya yang mulai mengeluarkan bulir-bulir air mata.

'Gue kesal Opin, kenapa waktu gue dengan lo begitu singkat.'-batinnya sedih.











"Doy, gantian aja nyetirnya. Lo udah kelihatan capek banget." Hendery melihat Doyoung khawatir.

Doyoung menggeleng. "Engga. Kalau lo yang bawa mobil, bisa-bisa kita nyampenya tahun depan."

Step Brother~NCT~ [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang