“Lo harus dengerin gue dulu!”Baiklah, mungkin setidaknya menuruti satu permintaan dari cewek pemilik rambut panjang ini cukup membuatnya unuk berhenti selalu mencari. Karena nyatanya Leo tidak pernah peduli dengan Helene.
“Gue mau semua ini clear. Gue udah capek dengan sikap lo yang kayak gini.”
“Kalo lo capek, lo bisa pulang sekarang!”
Dia sadar, perintah itu cukup tenang diucapkan. Paling tidak, tidak ada unsur pemaksaan di sini. Lagipula, Leo meminta baik-baik juga.
“Gue cuma mau lo bisa maafin Nyokap lo.”
“Tau apa lo tentang urusan gue?”
“Gue tau semuanya, Leo. Gue tau gimana hancurnya lo saat itu. Gue juga tau rasanya gimana harus bertahan saat nggak ada seseorang pun yang melihat apa yang harusnya didapatkan seorang anak. Gue—“
“Lo nggak tau, Len!”
Salah. Leo tahu kalau Helene memang sudah tahu. Hanya saja dia seolah melupakan apa yang sudah sengaja dirinya ungkapkan kepada Helene.
“Lo nggak tau karena lo nggak ada di posisi gue.”
Kalau ada yang bertanya, siapa yang salah sebenarnya? Leo akan mengakui. Karena tidak seharusnya apa yang menjadi urusan pribadi itu tidak bocor ke siapapun. Helene bukan siapa-siapanya, tapi mengapa dengan mudahnya Leo membagi masa lalunya?
Katakan saja Leo khilaf saat itu. Namun, Helene sudah merekamnya dalam ingatan sehingga tidak ada yang bisa dengan mudah menghapusnya. Waktu tidak bisa diputar kembali hanya untuk megurungkan niat mengatakan semuanya kepada Helene.
“Karena itu sebabnya gue mau lo baikan sama Nyokap lo.” Helene masih ngotot menyampaikan tujuannya kemari apa. Leo dapat menganalisis dari setiap nada ucapannya.
Tapi Leo tidak akan berubah. Keputusannya sudah final. “Gue harap lo udah selesai,” ucapnya ingin mengakhiri.
Dari dalam seorang cewek berjalan mendekatinya. Aurora sudah ada disni sejak empat puluh tiga menit yang lalu. “Leo, kenapa nggak disuruh masuk kalau ada tamu?”
“Dia udah mau pulang.”
Helene melangkahkan kakinya sekali. Dari tempatnya berdiri hanya tersisa selangkah untuk menepis jarak.
“Sebuah masalah tidak akan mencapai puncak penyelesaian kalau seseorang itu tidak bisa bersikap dewasa, lo yang udah buktiin ke gue maksud dari kalimat itu. Dan gue harap lo nggak lupa.”
Blam.
Kalimat itu menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Helene benar, Leo sendiri lah yang sudah membuktikan itu kepada Helene. Dan sekarang apa?
“Makasih buat sepuluh menitnya yang berkesan, gue harap lo sadar.”
Selesai. Sebuah drama yang Helene perankan telah usai. Cewek itu berjalan tergesa-gesa meninggalkan halaman rumahnya. Bukankah itu yang Leo harapkan sejak menit pertama? Tidak. Justru melihat Helene seperti ini bukan yang diinginkannya benar-benar.
***
Masalahnya apa sekarang?
Kenapa Leo tidak bisa melenyapkan semua kalimat yang Helene katakan padanya tadi sore? Hingga puluhan pukulan yang semakin keras terhadap samsak itu tidak bisa meredam emosinya. Dengan dibalut sarung tinju berwarna merah, Leo masih beradu, tidak peduli kepada siapapun yang hendak menghentikannya.
Sorot mata kecewa yang tidak pernah didapatnya selama ini dapat dia lihat untuk pertama kalinya. Leo bisa takjub dengan sifat Helene yang bisa sabar dengan ucapan pedasnya. Tidak sekali Helene juga pasrah dengan keputusannya, meskipun itu tidak bisa diterima.
Atas air mata yang menetes, Leo semakin dibuat kacau oleh pikirannya sendiri. Perasaan aneh itu semakin berkecamuk memenuhi ruangan. Tangannya kembali berulah secara beruntun. Semakin lama semakin sering. Tidak memikirkan lagi apa yang akan dia dapatkan nantinya.
“Sebuah masalah tidak akan mencapai puncak penyelesaian kalau seseorang itu tidak bisa bersikap dewasa,...”
Lo emang bener, Len. Batinnya berkata. Karena tidak ada yang salah kecuali egonya.
Napas yang terengah itu perlahan menghentikan pukulannya. Menghentikan sempurna pantulan samsak dengan menangkupnya menggunakan kedua tangan. Leo kehilangan ketenangan dalam dirinya.
“Kenapa lo berhasil hancurin hidup gue, Len?!”
***
Ngabuburitan sambil baca Re-frain. Bakal kukasih beberapa part buat nemenin kalian. Mintanya berapa, nih? 2 aja kali, ya🤭😁
Iya, ah, jangan banyak. Biar pada penasaran, lah😚😚😚
Selamat membaca 💙💙💙
5 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-frain ✓
Teen FictionTidak ada pendeskripsian panjang. Yang perlu kalian tahu adalah 'bagaimana cara yang baik untuk mengalahkan ego bagi sebagian orang'. re-frain ©2020 - Ylenia DeLorean End: 25 Juli 2021