Re-frain 18 | Safe Flight

26 4 0
                                    

Tidak ada yang lebih mendebarkan selain mengetahui jika ada ulangan dadakan, menunggu pengumuman kelulusan, atau mempersiapkan sebuah perpisahan yang manis. Tepat di hari ini, Virgo akan melaksanakan keberangkatannya ke negara milik Ratu Elizabeth.

Helene tidak bisa melakukan apapun untuk membuat Virgo tetap disini. Perpisahannya akan tetap terjadi. Dan Helene mungkin tidak akan berada disana saat itu juga.

“Awwwww!” Pekiknya keras.

Helene melotot tajam melihat orang yang berdiri tegap di depannya. “Lo?!”

Cowok itu berdecak, seolah menyesal setelah melihat Helene sepagi ini. Baru sampai di sekolah bukannya akan membawa suasana baru malah bertemu perusak suasana. “Siapa suruh jalan pake dengkul?”

“Ah, serah!”

Helene beralih pada ponselnya yang terkapar di lantai. “Ya ampun HP gue!”

Helene berjongkok. Menatapnya penuh kasihan kemudian mengambilnya. Ponselnya harus berakhir mengenaskan karena insiden yang tidak pernah dia inginkan ini terjadi.

“Tanggung jawab dong! Liat karena lo HP gue jatuh.” Ucapnya setelah kembali berdiri.

Leo menatapnya datar. “Lo yang nabrak, bukan gue.”

“Tapi ini karena tabrakan sama lo!”

“Makanya jangan tidur sambil jalan.”

“Dasar mulut cabe!”

Setelah kepergian Leo dari hadapannya, Helene kembali memandangi ponselnya. Membolak-balikkan berulang kali, mengamatinya setiap sisi. Hatinya melega melihat tidak ada hal fatal yang terbuat.

***

Helene menenggelamkan kepalanya di antara kedua lengannya. Dia mengabaikan guru muda yang masih mengoceh di depan kelas. Kepalanya pusing mendengar guru itu terus berbicara.

“Helene Ariella!”

Helene menegakkan tubuhnya segera, hingga lengan kanannya mengatuk meja yang keras. “Jelaskan apa yang dimaksud dengan meristem primer?”

“Meristem primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya masih aktif membelah. Pada umumnya terdapat di ujung batang dan ujung akar. Meristem ini berasal dari sel-sel inisial yang disebut promeristem. Pro—“

“Baik cukup, cukup. Jawaban kamu sesuai.”

Helene mengedarkan mata ke sekelilingnya. Teman-teman sekelasnya menatapnya takjub. Pertanyaan spontan itu dijawab dengan cepat dan tepat tanpa menggores salah. Helene sama sekali tidak membaca teks, itu keluar di kepalanya saat itu juga.

Helene juga dapat melihat Bu Fani—guru pengganti Bu Laras yang sedang cuti—seakan kehilangan kata-katanya. “Lain kali jangan tidur di jam pelajaran saya!” Peringatnya kemudian.

“Ajib, Len.” Sahut Candra menoleh ke bangku belakangnya.

“Berhasil mematahkan kata dengan sekali helaan.”

***

Cewek dengan rambut yang digerai itu merebahkan kepalanya dengan lengan kanan yang dibuatnya sebagai alas. Ramainya suasana kelas mencoba dia redam dengan tidak mendengarkannya.

“Len, lo kenapa?” tanya Vega.

“Baru dapet pertanyaan spontan dari Bu Fani langsung lemes.”

“Bukan itu.” Jawabnya pelan.

Semenjak bel masuk pertama, Helene sangat malas menerima pelajaran karena otaknya yang justru memikirkan hal lain. Semangatnya mendadak hilang seolah ditelan bumi.

“Ya terus?”

Helene belum mengubah posisinya. Sedari tadi tangan kirinya yang bebas hanya bermain dengan pulpennya. “Nanti Virgo balik ke London.”

“Lo sedih karena itu?”

Tidak perlu ditanyakan lagi, Vega sebenarnya tahu jawabannya. Dari gelagat yang ditunjukkan Helene semenjak pagi tidak ada yang menunjukkan bahagia atau semacamnya. Cewek itu pun mengangguk lemah menjawab Vega.

Tidak lama setelahnya, Helene mengangkat kepalanya dengan keterkejutan. Menatap Leo dengan tatapan geram. Cowok itu sudah menendang bangkunya yang tidak bersalah. Belum sempat Helene ingin menyumpah serapah Leo, sebuah suara lain terdengar nyaring.

Seorang guru pengajar sudah berdiri di depan kelas. Membuat Helene mengurungkan niatnya untuk membalas Leo kali ini.

Nggak tau banget apa orang lagi sedih. Batinnya kesal.

***

Setelah mata pelajaran selesai, Helene membuka ponselnya yang tadi dia silent selama pembelajaran berlangsung. Sudah menduga kalau ada banyak sesuatu yang terlewatkan selama itu juga.

Dia membuka sebuah room chat yang sengaja dia sematkan di tempat paling atas. Yang menjejakkan pesan yang belum terbaca olehnya.

Virgo

3 UNREAD MESSAGES

Aku berangkat sejam lagi

Aku harap kamu baca ini,
Aku sayang kamu

Jaga diri ya, jangan sedih kita
bakal ketemu nanti

Safe flight ya:)

Pesan itu terkirim sekitar satu jam yang lalu. Dan Helene baru membukanya sekarang. Tertera jelas di bawah nama kontaknya jika kekasihnya itu meninggalkan jejak terakhir dilihat. Pesawatnya mungkin sudah take-off sekarang.

Helene tidak peduli jika Virgo membaca pesannya atau tidak, yang dia tahu adalah Virgo tahu kalau Helene-nya ini juga memiliki perasaan yang sama sepertinya. Bahkan perasaan takut untuk ditinggalkan atau pun perasaan takut kehilangan.

Helene tidak berada di samping Virgo saat keberangkatannya. Cewek itu sebenarnya ingin, namun dia tidak bisa memperumit keadaan dengan pergi ke bandara dan mengucapkan kata perpisahan untuk Virgo. Atau yang paling parah nanti dia akan berurusan dengan Papanya.

***


Selamat membaca, teman🥰
Jan lupa voment-nya

22 September 2020

Re-frain ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang