PROLOGUE : Dawn Sunset

1.3K 105 1
                                    

« P r o l o g u e »

¦ Dawn Sunset ¦

※※

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Days we grew up are days
We will treasure
Everybody show is beginning
Curtain has risen
Make your own storyline
Dream as if you will live forever
And live as if you’ll die today

🎵One Ok Rock --- C.h.a.o.s.m.y.t.h🎵

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

※※

○◎○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○◎○

Di bawah naungan atap tribun serta naungan rindang pepohonan, Aga duduk di pinggir lapangan rumput, mengamati teman-temannya yang berlarian memperebutkan bola sepak untuk dimasukkan ke salah satu gawang. Sesekali dia terkekeh saat salah satu temannya yang menjadi kiper berteriak tidak terima karena gawangnya kebobolan lagi dan lagi. Dia begitu menikmati menjadi penonton kegiatan mereka yang begitu bebas dan lepas. Ingin sebenarnya sesekali dia ikut merasakan sensasi banjir keringat setelah berlarian dan menendang bola. Tapi dia ingat, dia tidak seperti mereka semua. Dia spesial, namun ada kalanya muak.

Aga pun menghela napas dan menyingkirkan rasa iri karena perbedaannya dengan teman-temannya. Kenapa dia harus iri jika hari ini masih bisa menghirup udara bersih dan menikmati semilirnya angin? 

Gue harus bersyukur masih bernapas hari ini, pikirnya sambil merebahkan tubuhnya ke rumput. Kedua matanya tertutup dan perlahan langit biru pun bersemburat oranye lembut.

"Aga!!!" Jax--salah satu orang yang tadi berlarian memperebutkan bola bersama Gara--berteriak, ketika melihat tubuh Aga terlentang di pinggir lapangan. 

Gara yang berdiri tak jauh dari Jax langsung menoleh. 

Bayu--si kiper yang selalu kebobolan--terkesiap, bola yang tadi dipungutnya langsung jatuh ke rerumputan. "Astagfirullah~ Aga!!" 

Dan mereka bertiga pun berlari menuju Aga.

○◎○

Aga yang tadi sedang menikmati semilir angin, membuka matanya perlahan, dan memandang datar tiga pasang mata di atasnya. "Lebay."

Hanya dengan satu kata darinya, ketiga temannya langsung rubuh di sekitarnya. Mereka semua merebahkan diri, membuat empat arah mata angin dengan masing-masing kepala berdekatan satu sama lain.

Bayu yang berada di sisi kiri Jax mengomelinya dengan napas terengah setelah berlarian, "Kampret, yu bikin mi wori!" 

Biasanya mereka semua akan tertawa lalu menoyor Bayu setelah mendengar kemampuan berbahasa Inggrisnya, namun karena mereka letih, hanya terdengar deru napas yang belum teratur sebagai apresiasi.

SUPER FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang