PRELUDE #7 : Miracle People

383 50 0
                                    

« P r e l u d e »

¦Bayu Pradana

                                 | Miracle People ¦

※※

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

I know they don't like me that much
Guess that I don't dress how they want
I just wanna be myself, I can't be someone else

~Stand Out, Fit In - One Ok Rock~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

※※

○◎○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○◎○

Beberapa hari terakhir di semester dua, setelah serangkaian ujian kenaikan berlangsung. Ganera mengadakan classmeeting seperti sekolah pada umumnya. Tentu saja gue menjadi salah satu kandidat perwakilan kelas di bidang olahraga terutama basket. Kelas gue berhasil menyabet juara kedua, dengan juara pertama disandang kelas sepuluh IPS satu. Tapi itu tetap jadi suatu pencapaian yang keren mengingat baru kali ini kelas sepuluh menduduki posisi tiga besar.

Dengan bangga gue selaku kapten basket kelas sepuluh IPA dua maju untuk menerima piala dan piagam serta beberapa hadiah lain. Kelas gue bersorak ramai dengan beberapa anak perempuan meneriaki nama gue. Gue tersenyum ke arah mereka yang membuat mereka menjerit girang mendapat senyum dari kapten basket tertampan di sekolah ini. Pesona gue memang tak tertahankan.

Teman-teman menyambut gue setelah turun podium. Kemudian merangkul gue dengan hangat, seolah lupa bahwa sebelum ini mereka pernah mengatakan banyak hal buruk tentang gue. Tapi gue senang setidaknya untuk hari ini mereka tidak melalukan itu justru sebaliknya.

"Pegang Rik, ini punya kita. Makasih udah bekerjasama dengan baik, guys." Gue menyerahkan piala ke Erik yang disambut bahagia.

"Bay, lo bener-bener kapten yang keren!" Jangan terlalu memuji, gue jadi pengen terbang.

Gue hanya terkekeh kemudian melenggang pergi dari kerumunan. Berniat mengambil tas yang gue tinggal di kelas tanpa disadari teman-teman. Sebentar lagi akan ada beberapa penampilan penutup classmeeting, jadi wajar jika mereka lebih antusias menatap panggung tanpa memperhatikan keadaan sekitar.

Gue berjalan santai melewati koridor yang lengang. Tapi itu tak bertahan lama, kesantaian gue berubah jadi ketegangan ketika sebuah tangan menarik gue masuk ke kelas yang sebelumnya dilewati. Reino, berada di kelas itu dengan kawan-kawannya. Lawan main basket yang gue kalahkan kemarin, skor yang beda tipis membuat pertandingan kemarin berjalan sengit untuk memperebutkan juara dua. Mereka anak kelas sebelas yang tidak terima dengan kekalahan, firasat gue gak enak.

SUPER FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang