Selamat malam sobat pretzers yang budiman. Sebelum kita masuk ke dalam cerita, mimin peringatkan agar menyiapkan mental dan hati, juga jiwa dan raga.
Ini momen terakhir sebelum Gara benar-benar pergi dari dunia ini, jadi selamat menikmati momen dipart ini.
C h a p t e r #48
※※
Please just tell me you're alright
Are you way up in the sky?
Laughing, smiling, looking down
Saying, "One day we'll meet in the clouds"
Up in the clouds~Before You Exit - Clouds~
※※
Udara pagi terasa kosong, dingin dan suram. Aga mengusap wajahnya yang basah, baru saja ia membasuh muka setelah tidur sebentar sehabis subuh. Semalaman ia terjaga, membaca ayat-ayat suci, menemani mendiang hingga tanpa terasa adzan subuh mengingatkannya jika hari ini segalanya harus dilepaskan. Yahh.. ia harus kuat untuk mengantar sahabat baiknya itu. Ia tidak boleh tumbang sebelum Gara benar-benar dimakamkan dengan layak.
Pemuda itu memakai kembali peci hitam yang dibawakan Erian saat semalam datang untuk takziah. Sebenarnya ia mengajak Aga pulang, namun karena yang di ajak tidak mau, pada akhirnya Erian kembali seorang diri. Ia tidak bisa ikut Aga menjaga mendiang semalaman, sebab ada jadwal operasi yang tidak mungkin ditinggal pagi hari ini.
Aga menatap Bayu yang masih disisi peti kayu, melantunkan banyak ayat-ayat suci tanpa putus sejak semalam. Ia yang paling gigih mengiring Gara, Aga tersentuh melihatnya.
"Masih belum mau Pak!"
Aga menoleh mendengar suara itu, diam-diam dia mendekat. Semalam keributan di lantai dua itu suara penolakan Kirana, gadis itu mengunci diri didalam kamar dan enggan membukanya untuk siapapun.
"Om!" Aga memanggil Gustian yang menyandar dinding, memijit keningnya lelah.
Gustian menoleh padanya, "Boleh saya coba bujuk Kirana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPER FRIENDS
Novela JuvenilMengisahkan tentang empat remaja yang menjalin ikatan persahabatan melalui serangkaian kebetulan dan kejadian tak terduga yang mereka alami. Ialah Bayu Pradana, mendapat beasiswa di sekolah elit yang setara dengan sekolah Internasional, Ganera High...