42. Hope & Despair

306 42 30
                                    

Selamat malam/petang/subuh/pagi/siang/sore semuanya...

Yang suka kalau Pretzers datang setiap hari mana suaranya?

Nah temen-temen, ingat nggak kemarin ada yang ngintipin momen Aga dan keluarganya? Kira-kira siapakah?👀

Mari kita simak dibawah ini!

Mari kita simak dibawah ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

C h a p t e r #42

※※

Even if we're feeling down, we'd smile once we realize,
That as long as we're together, our world would come to life once again

--Kirameki, Wacci--

※※

Dua cowok jakung yang masih berbalut seragam itu duduk dalam diam di sebuah bangku taman putih, pikiran mereka berkelana liar, namun tidak jauh-jauh dari topik 'teman'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua cowok jakung yang masih berbalut seragam itu duduk dalam diam di sebuah bangku taman putih, pikiran mereka berkelana liar, namun tidak jauh-jauh dari topik 'teman'.

Beberapa saat yang lalu, Bayu dan Jax berencana menjenguk Aga yang kembali dirawat. Bayu sempat tidak percaya ketika Jax bercerita padanya di sekolah mengapa Aga absen. Padahal kemarin, Bayu melihat Aga baik-baik saja, mereka merayakan ulang tahun Gara dengan begitu gembira dan penuh tawa, lalu kenapa sekarang Aga... Bayu menghela napas dan teringat adegan yang baru saja dilihatnya dari balik pintu kamar rawat Aga. Seorang Agarya yang pendiam dan dewasa diantara para Pretzers, berteriak, meraung melampiaskan kekecewaan, kemudian menangis di pelukan kedua orang tuanya, sebelum akhirnya tumbang. Belum pernah Bayu melihat Aga sekacau itu, bahkan dia yang melihatnya pun teriris. Kenapa Yang Maha Pencipta memberikan cobaan seperti itu pada temannya? Kehidupan mereka yang sangat berkecukupan bahkan lebih, ternyata tidak sesempurna bayangan Bayu. Mereka sama seperti dirinya, ada saja cobaan dan ujian kehidupan, meski levelnya berbeda.

"Hah~" lagi-lagi Bayu mendesah dan membuat Jax meliriknya. "Hidup itu..." kata Bayu sambil menerawang, "Enggak simple ya?"

Jax menghela napas dan menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku taman, sepasang mata hijaunya yang sedikit redup menengadah ke atas, ke arah langit ibu kota yang keruh. "Hmm."

SUPER FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang