EPILOGUE : Once Again

337 32 3
                                    

« E p i l o g u e »

                          | Once Again ¦

                          | Once Again ¦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Brighton, East Sussex, pukul 02.00. Tepat dimana fajar pertama menyingsing. Aku menuliskan surat ini untuk kalian yang telah kusakiti, tak banyak ingin kukatakan, selain kata maaf yang mungkin tidak bisa membayar semuanya.

Aku hanya ingin kalian tahu, betapa sulitnya aku harus menerima kenyataan yang telah takdir gariskan untukku. Betapa sulitnya aku hidup tanpa adanya kalian yang selalu menjadi sumber kehidupan dalam kesunyian yang mengekangku.

Aku tahu apa yang akan terjadi tidak bisa disangkal, dan yang telah terjadi mungkin hanya akan menjadi sesal. Aku tidak pernah menyesal mengenal kalian dalam hidupku. Yang kusesalkan aku telah menghianati janji yang pernah aku buat bersama dengan kalian. Sesak yang selama ini kurasakan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan sebuah perpisahan.

Kalian mungkin akan membenciku, tapi aku tidak pernah sekali pun membenci kalian. Aku tak berharap surat ini sampai pada kalian, karena itu tidak mungkin, konyol sekali jika itu benar-benar terjadi, tapi aku berharap Tuhan menyampaikan maafku pada kalian. Dan berharap takdir baik menghampiri kalian, terimakasih untuk segalanya, dan selamat tinggal.

Regards

Your fucking friend

Kertas bergaris yang tersobek dari notes itu dilipat hingga berbentuk layaknya pesawat terbang, lalu cowok itu melemparnya ke udara. Terbawa angin sejenak hingga terjun ke hamparan samudera yang ombaknya menepi hingga mencapai kakinya.

Kedua netranya menatap hamparan samudera yang menyatu dengan langit oranye dan seorang cewek yang berjalan kesana kemari memainkan ombak yang mengejar langkahnya. Senyum tipis terpatri di raut pucatnya. Hingga, cewek itu melambaikan tangan padanya dan berjalan mendekat.

Saat melihat perempuan itu mendekat, ia bangkit dari duduknya, menepuk bagian belakang celananya yang tertempel pasir pantai. Lalu sekejap pandangannya berkunang. Ia memejamkan kedua matanya untuk menetralkan pandangan.

Disaat itu sebuah tangan melingkar dilehernya, pejamnya ia buka dan yang sejak tadi ia amati kini berada di hadapannya. Cewek dengan setelan musim gugur itu menatapnya cemas. "Lo pucet? Lo enggak apa-apa?" Tanyanya lembut. Tak menjawab, cowok itu justru menggenggam tangan si cewek. Dipejamkan matanya merasakan setiap rasa yang selalu menyiksanya, napas yang kian memburu membuat rasa sesak itu menghimpitnya.

Hanya gelengan yang dia berikan. Namun dalam hitungan detik tubuh itu limbung, di ambang kesadaran yang tersisa, ia masih mendengar teriakan panik dari orang yang mendekapnya. Sampai akhirnya dia memilih menyerah untuk mempertahankan dunianya saat ini.

« S e l e s a i »

Epilogue ini membawa kalian menuju cerita Spin Off, cek profile kita ya! Dan kunjungi lapaknya :

Masih fresh, jangan lupa ikuti terus spin off nya dan tambahkan ke perpustakaan supaya kalian enggak ketinggalan bab pertamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih fresh, jangan lupa ikuti terus spin off nya dan tambahkan ke perpustakaan supaya kalian enggak ketinggalan bab pertamanya. Sampai jumpa di After Story, prolog nya sudah terbit. Lembar pertama kisahnya rilis bulan Oktober. Stay tune ya! Jangan kemana-mana, yang kalian tunggu-tunggu ada disana. Thank you & bye💜



21 September, 2021
Regards,
Authors

SUPER FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang