26. After 168 Hours

384 50 30
                                    

Selamat Malaaaammm!! Hai mimin tamvan balik egen.

Udah ada yang kangen mimin yang tamvan? Eh~ canda. Ada yang kangen nak-anak Pretzers? Yok absen dulu! Mimin sih kangennya neng Rana *teu aya yang nanya min.

Okay, back to the unreality. Tanpa banyak bacod, skuuyy!! Inget pajak komennya!

 Tanpa banyak bacod, skuuyy!! Inget pajak komennya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

C h a p t e r     #26

※※

"That’s a life
A vague anxiety that seems to be unavoidable
Tell me if you’re feeling that
me too sometimes

Throw away your worries for a while
To the sound of the music
listen to your heart
What you want is do it, just do it."

~NCT Dream - Life is Still Going On~

※※

Dua hari setelah keluar dari rumah sakit, Yuanda masih membatasi kegiatan Gara, walaupun Gara sudah kembali ke sekolah, tapi dia tetap membatasi kegiatan Gara diluar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari setelah keluar dari rumah sakit, Yuanda masih membatasi kegiatan Gara, walaupun Gara sudah kembali ke sekolah, tapi dia tetap membatasi kegiatan Gara diluar itu. Pertengkaran dengan Kirana pun masih belum mereda, mereka masih sama-sama acuh, dan memilih menyibukkan diri dengan urusan masing-masing, meskipun dalam hati Kirana sudah tidak betah, Gara terus mengacuhkannya, tapi dia tetap mempertahankan egonya yang setinggi langit itu.


Sampai suatu hari, Kirana hanya bersama Gara dirumah saja. Sedangkan ada paket yang datang untuk Gara, dia bimbang antara mengantar paket itu ke kamar kakaknya atau justru membiarkannya saja. Sedikit mengurangi egonya, akhirnya dia memutuskan untuk mengantarkan paket itu ke kamar Gara.

Kirana menatap ragu pintu kamar kakaknya, dia ingin mengetuk pintu itu untuk mengantarkan paket milik Gara dari pihak yang mengendorsenya. Namun, dia juga takut kalau Gara membentaknya lagi, Kirana tahu Gara masih marah padanya.

Kirana menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu kamar dihadapanya.

*tok, tok, tok. Gara mengernyit mendengar suara pintu kamarnya yang diketuk. Siapa yang mengetuknya? Yuanda sedang tidak dirumah, begitu juga Gusti. Kirana? Mungkinkah dia? Gara tahu adiknya di rumah, tapi apa mungkin Kirana mengetuk pintu kamarnya saat mereka dalam status bertengkar? Biasanya dia tidak akan mau menemui Gara, sebelum Gara minta maaf terlebih dulu. Tapi, dia juga penasaran, benarkah itu Kirana? Jika iya itu sebuah kajaiban, momen langka untuk diabadikan.
Sebersit ide muncul dalam pikirannya, Gara bangkit dari ranjangnya dan menyeting kamera dibeberapa tempat, jika benar Kirana momen seperti ini harus Gara abadikan. Setelah memastikan kameranya sudah tersetting, dia pun kembali ke posisinya semula.

SUPER FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang