52. Every Moments

264 38 42
                                    

Holaaa!! Apa kabar para sobat pretzers!

Kangen nggak sama minvan? Akhirnya mimin balik ke dunia orenz ini, setelah berkutat dengan banyak hal.

Detik-detik menjelang ending, mari kita saling berpegangan erat-erat.

Langsung saja kita meluncur💃

Langsung saja kita meluncur💃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

C h a p t e r #52

※※

"My life has been strange, it's been a series of all these Ups and Downs"

--Ups and Downs, Hattie Whitehead--

※※

Aga merasa bosan, tentu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aga merasa bosan, tentu saja. Siapa yang tidak bosan, berada di bangsal berbau antiseptik, pemandangan yang monoton--kabel, selang, mesin EKG, berbotol-botol obat, kursi, sofa, jendela, bahkan atap plafonnya? Setiap waktu yang Aga habiskan, kebanyakan ada di tempat ini, apalagi setelah dia beranjak SMA. Lagi, disetiap waktunya, dia juga sendirian. Kemarin dia sempat ditemani kedua orang tuanya, kakaknya, juga teman-temannya yang berkunjung. Tapi hari ini, dia hanya kembali pada dirinya sendiri. Dia tahu bahwa asal manusia bahkan nanti akhir manusia itu, akan selalu sendiri. Aga berusaha mengerti, namun dia tetaplah manusia yang memiliki sifat sebagai makhluk sosial. Kadang dia ingin dikeliling manusia-manusia lain, teman-temannya, keluarganya, bahkan kalau boleh juga cintanya.

Aga menghela napasnya dan menoleh ke arah jendela, memerhatikan langit ibu kota yang tidak bewarna--tidak biru, tidak juga putih, pemandangan miris karena banyaknya polutan di atmosfer. Langit itu seperti cerminan dirinya, tubuhnya, yang terlampau banyak diasupi segala jenis obat, mungkin juga darah dari manusia lain, karena semacam kelainan yang membuat lapisan atmosfer dalam dirinya yang seharusnya melindunginya dari benda asing malah berbalik menyerang dirinya sendiri tiap kali benda asing mencoba masuk. Dan sekacau itu lah tubuhnya, yang mencoba merenggutnya sampai tidak memiliki warna apapun. Ada kah yang lebih aneh dari semua ini?

Aga terus memandangi kemuraman suasana dirinya, mencoba menjalani fase naik-turunnya ini dalam diam, sampai akhirnya kelopak matanya lelah dan menutup segalanya dengan tirai gelap yang letih kemudian menenggelamkannya pada lautan dalam tanpa sebuah mimpi apapun.

SUPER FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang