49. Reflection

293 41 13
                                    

Siaaanng semuanyaaa!! Balik lagi sama mimin yang tamvan 😁

Gimana hari ini? Pada semangat atau lagi loyo kaya mimin?

Udah siap buat lanjut lagi? Yok lah mari kita otw🏃‍♀️

Udah siap buat lanjut lagi? Yok lah mari kita otw🏃‍♀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

C h a p t e r #49

※※
It's so unreal

Didn't look out below
Watch the time go right out the window
Tryin' to hold on, did-didn't even know
I wasted it all just to watch you go

~Linkin Park - In The End~

※※

Aga menatap sekali lagi gundukan tanah yang kini menjadi rumah terakhir sahabatnya, Segara Adichandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aga menatap sekali lagi gundukan tanah yang kini menjadi rumah terakhir sahabatnya, Segara Adichandra. Diliriknya Kirana yang terlihat enggan pergi dari sana, Aga tidak bisa melakukan apapun. Akhirnya dia memilih undur diri lebih dulu, meninggalkan orang-orang yang berada disana.

"Selamat tinggal Gar!" Gumamnya sambil melangkah keluar dari area pemakaman. Jujur Aga masih belum percaya Gara meninggalkan mereka dengan tiba-tiba, saat dikabari Jax dia benar-benar tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Dia berharap semuanya tidak benar, tapi saat melihatnya sendiri, Aga disadarkan bahwa apa yang dia lihat bukan lah mimpi buruk yang akan hilang saat dia membuka mata.

Dia memang tidak begitu tahu seperti apa kehidupan Gara, tapi Gara sudah menjadi bagian dalam hidup Aga. Berkat Gara hidupnya tak lagi terasa sepi, bukan hanya Gara tapi juga kedua temannya, Jax dan Bayu. Mereka sama-sama penting dalam hidup Aga, dan Aga tidak ingin kehilangan mereka. Merekalah orang yang membuat hari-harinya lebih hidup. Tanpa mereka mungkin Aga hanya akan berteman dengan rasa sakit, dan kesunyiannya.

Aga menghentikan langkahnya begitu melihat orang yang tak asing menunggunya didepan pemakaman. "Papa~" gumamnya.

Derian menoleh saat mendengar suara putranya, tanpa kata dia menghampiri Aga dan mendekapnya. Disaat itulah, tangis yang sejak kemarin dia tahan akhirnya tumpah ruah. Bagaimana pun Aga masih seorang remaja, dia tidak mungkin bisa menahan kesedihannya saat seseorang yang biasanya berbagi tawa dan obrolan dengannya telah berpulang ke sisi Tuhan.

SUPER FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang