71. Grup Kelas

3.1K 364 7
                                    

"Yahh kita telat, Darr" keluh Revan tepat setelah netranya menangkap jika gerbang tinggi dihadapannya sudah tertutup rapat.

"Bentar" ujar Darren seraya membawa langkahnya turun dari motor, netranya terlihat tengah mencari seseorang. Dan ya, Darren menemukannya.

"Pak Ujang"

"Pak Ujang!!!"

"PAK UJANG"

Pak Ujang mengalihkan atensinya sebelum akhirnya menghela nafas pelan, "Telat lagi telat lagi"

"Bukain pintunya dong pak"

"Gak mau"

"Ayolah pak, nanti saya traktir cireng deh" celetuk Revan dibelakang sana. Mengabaikan jika saat ini Pak Ujang hanya bisa memutar bola matanya malas.

"Apalagi buat kamu? Engga"

"Yah bapak mah gak asik"

"Bukain lah pak, jarang - jarang lo kita telat kaya gini"

"Kamu jarang, tapi adik kamu?" Ujar Pak Ujang yang sukses membuat Revan menunjukkan cengiran khasnya.

"Janji deh pak, sekarang last"

"Gitu aja terus sampai kuda bertelur" balas Pak Ujang lengkap dengan nada malasnya.

"Oh ayolah, masa bapak mau menghalangi niat baik saya untuk belajar sih? Kalau saya bodoh gimana? Emang bapak mau punya presiden bodoh nantinya"

"Gausah ketinggian, mana mungkin kamu bisa jadi presiden"

"Mungkin - mungkin aja sih pak, salah satunya presiden bagi anak dan istri saya kelak"

"REVANNNNNN"

"Ssst, nanti ketauan guru BK. Bahaya bapak"

"Kalian ya—"

"Dibukain kan tapi?" Tanya Darren seraya menaik turunkan alisnya.

Pak Ujang menghela nafas pelan sebelum akhirnya memilih untuk membukakan pintu gerbang tersebut.

"Yesss, thank you pak Ujang" balas Revan lengkap dengan senyum manisnya.

"Ini yang terakhir"

"Terakhir buat hari ini aja. Kalau besok keulang lagi, berarti terakhir buat besok aja"

"Gundulmu"

Baik Revan maupun Darren saat ini hanya bisa menertawakan sosok dihadapannya. Entah kenapa rasanya sunggu menyenangkan.

"Ternyata jadi anak nakal asik juga ya" celetuk Darren yang langsung di pelototi oleh Revan.

"Itu mata kenapa melotot gitu?"

"Cukup gue aja yang nakal, lo jangan"

"Kenapa?"

"Lo cocoknya jadi anak baik, jadi kalau lo tiba - tiba nakal bakal aneh rasanya"

"Kata siapa? Gini - gini gue bisa berubah jadi tuyul loh" balas Darren yang hanya diabaikan oleh Revan.

Keduanya tampak membawa langkahnya kembali kemotor, sedangkan Pak Ujang? Laki - laki tersebut terlihat membukakan pintu gerbang dengan brgitu malas. Liat saja besok, jika mereka terlambat lagi maka dirinya tidak akan pernah mau membukakan pintu kepada dua anak dajjal tersebut.

"Thank you pak Ujang" teriak Revan seraya melambaikan tangannya kearah Pak Ujang.

Pak Ujang menghela nafasnya pelan sebelum akhirnya kembali menutup gerbang tersebut, membawa langkahnya menuju posko dan mulai melanjutkan aksi meminum kopinya.

R E V A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang