satu (almeera)

2.1K 105 5
                                    

mungkin bagi banyak orang, memiliki harta melimpah, kedua orang tua lengkap, dan kakak lelaki yg protektif adalah impian seluruh anak perempuan terakhir.

dan kehidupan itulah yg dimiliki almeera aliandra dhiafakhri.

almeera, anak perempuan satu-satunya dari pasangan iqbaal dan (namakamu). anak ketiga dari tiga bersaudara dengan kedua kakak lelakinya.

bisa dikatakan hidup almeera hampir sempurna. berada dari keluarga yg berada, memiliki kedua orang tua yg sangat sayang kepadanya, memberikan waktu yg dia butuhkan, memiliki dua kakek dan nenek yg sangat menanjanya, dan juga, memiliki kakak yg jelas sangat protektif.

almeera, atau lebih sering dipanggil meera adalah anak perempuan yg memiliki berat badan 60kg, tinggi 169cm, kulit putih bersih. rambut panjang shaggy membingkai indah wajah manisnya. alis tebal, bulu mata lentik alami, mata bulat, hidung mancung dan bibir munggil menjadikan wajah meera adalah wajah yg tak membosankan untuk dipandang.

"adekkk! bangun!" teriak rafka, kakak keduanya yg kini berusia satu tahun lebih tua darinya.

"hmmmm," meera masih bergelung dibalik selimut berwarna hitam miliknya. selimut dengan tulisan-tulisan rumus matematika, fisika dan kimia.

jelas, bukan meera yg memilih motif itu untuk selimut, sarung bantal dan guling miliknya. siapa lagi kalo bukan sang mama, (namakamu).

katanya, ketika meera memiliki kesusahan untuk tidur, dia hanya perlu memandang sarung guling, dan membacanya. sungguh, bacaan pengantar tidur yg sangat indah.

"adek, kamu hari ini hari pertama masuk! kamu gamau telat kan?" ulang rafka, masih meneliti hasil pekerjaan meera yg ditugaskan untuk orientasi siswa baru.

"adek bangun!" arkha, kakak tertua kini ikut membangunkan meera.

"kakak itung sampe tiga kamu ga bangun, kakak gelitikin ya?" ancam arkha yg kini bersiap mengelitiki bagian samping tubuh meera.

"tiga!!" teriak arkha dan rafka bersama sekaligus melancarakan aksinya mengelitiki tubuh meera.

"CURANG!! PAPA!! MAMA!!"

"bangun ga!"

"bangun!"

arkha dan rafka akhirnya menghentikan aksi mereka setelah beberapa menit puas mengerjai adek perempuannya. selain itu, mereka juga tidak tega karena meera kini telah tertawa hingga mengeluarkan air mata dan seluruh wajahnya memerah.

"udah mandi. nanti kakak anterin ke sekolah," ucap arkha, beranjak dari posisinya yg duduk dikasur.

"abang kenapa?"

"abang berangkat dulu. kan abang panitia," timpal rafka.

"ohhh,"

bukannya langsung melakukan apa yg harus dilakukan, meera kini kembali bergelut dibalik selimutnya.

"adek!!"

"iyaaa!" meera dengan berat hati langsung beranjak dari posisinya. berjalan gontai ke arah kamar mandi.

________

"pagi," ucap meera, muncul dari tangga dengan menggunakan seragam putih abu yg baru pertama kali dia gunakan.

"cieeee yg udah putih abu-abu," goda arkha sebelum memasukkan potongan roti kemulutnya.

"iyaa dong! pagi ma, pa!" bergantian meera mencium pipi iqbaal dan (namakamu) bergantian.

"pagi sayang,"

"pagi dek!" saut iqbaal dan (namakamu) bergantian.

"berangkat sama siapa?"

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang