dua lima (rafka)

462 75 3
                                    

"kenapa lu?"

rafka yg awalnya tak menyadari jika dirinya melamun, kini mengedipkan mata, dan fokus dengan perempuan yg duduk didepannya.

"kesambet, gw biarin aja!"

"berisik,"

"lu ngelamunin apa sih? jangan-jangan lu bayangin yg jorok-jorok ya!"

"itu mah elu,"

"terus kenapa? ada masalah?"

"gw baru mikir,"

"ya?"

"kayaknya ziko ada cewe baru deh,"

"lu baru tau? kemana aja lu! katanya broman! masa berita bahagia ini lu gatau, payah!"

"dia ga cerita!"

"sibuk sama kalea sih lu!"

"ini paling ngambek dia kalo tau gw sama lo,"

"masih itu lagi?" ucap peo heran.

tak hanya sekali dua kali dia menjelaskan ke kalea jika dirinya dan rafka itu tak memiliki perasaan. tapi ntah kenapa, kalea selalu mempermasalahkan kedekatannya dengan rafka.

rafka mengangkat kedua bahunya.

"serah ya! gw udah gamau ikut campur urusan kalian berdua! terlalu drama!"

"..."

"eh, cewe yg ada di story ziko siapa?" tanya rafka mengalihkan pembicaraan.

"gw,"

"anjin! lu sama ziko!"

"engga bego!"

"terus, maksud story ziko apa? dia cinta sendiri gitu? jadi sad boy yg cintanya tak terbalas!"

"njir, sok puitis banget lu!"

"jawab cepet!"

"kenapa? kepo?" goda peony. "apa lu cemburu jangan-jangan?"

"iyaalah! gw gamau yaaa ada yg ambil perhatian lu ke gw! lu boleh perhatian sama cowo lain, tapi perhatian lu sama gw ga boleh berkurang!"

"egois kali yaa bapak,"

"gamau tau!"

peony hanya menggeleng. dia terlalu tau sikap dan sifat rafka.

"meera apa kabar?" ya, semudah itu rafka dialihkan perpembicaraannya.

"sedih dia,"

"kenapa?"

"kayaknya galau karena cowo,"

"gamma?"

"abis gamma kalo sampe ganggu meera lagi,"

"terus? meera baru dideketin sama cowo?"

"kemaren sih bilang, ada anak kelasnya yg suka sama dua. ketua kelasnya gitu,"

"..."

"palas namanya,"

"meera suka?"

rafka mengangkat kedua bahunya. "dia sering banget kirim ini itu ke rumah,"

"terus meera?"

"gatau. dia kayaknya suka sama yg lain,"

"siapa? ziko kali," tebak peo asal.

mendengar nama temannya disebut, rafka membulatkan matanya. "meera suka sama ziko?"

"kalo iya kenapa?"

"awas aja kalo sampe ziko sakitin meera!"

"kalo iya kenapa?"

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang