oke, salah satu step untuk menuju kehidupan yg sesungguhnya dimulai.
awal semester baru, tempat baru, lingkungan baru dan yg jelas teman baru. hal itulah yg akan rafka alami sebagian mana dirinya kini telah sah menjadi mahasiswa baru disalah satu universitas ternama di kota Bandung.
iqbaal yg ntah kenapa mulai perlahan memberikan ilmu-ilmunya untuk rafka, kini sedikit demi sedikit memberikan kepercayaannya untuk rafka menjadi bagian dari cabang perusahaannya.
hal itu juga menjadi PR lebih untuk rafka yg awalnya telah sibuk menyeimbangkan waktu antara kegiatan kuliah dengan kegiatan kampus, kini ditambah dengan beberapa pekerjaan kantor yg diberikan ayahnya.
awalnya rafka menolak, tapi ntah bagaimana, iqbaal berhasil meyakinkannya.
dan disinilah rafka sekarang. duduk di kamar, mengerjakan tugas kuliah, dan dokumen yg harus dia pelajari menumpuk didepannya.
"huft!" keluh rafka. merentangkan kedua tangannya keatas, seperti melakukan peregangan.
rafka bosan ketika dirinya mengingat, seharian ini dia tidak keluar kosnya.
tanpa basa basi, menarik jaket yg ada disandaran, kunci motor, dan tentunya dompet hp yg tak boleh lupa.
ntah mau kemana, yg jelas, saat ini dia hanya butuh suasana baru.
"eh sorry!" ucap seorang perempuan yg tak sengaja menyenggol rafka di lorong kos.
rumah yg rafka tinggali bermodel kos-kosan ekslusif yg dilengkapi dengan berbagai fasilitas lengkap lainnya.
mulai dari kamar yg telah lengkap isinya, hingga fasilitas gym yg ada di bagian bawah kos-kosan ini.
tapi yg jelas, kosan ini khusus untuk laki-laki.
"gapapa?" tanya rafka memastikan.
"gapapa. hmmmm boleh tau kamar 112 dimana?" tanya orang tersebut ke rafka.
"ziko?" rafka curiga.
perempuan tersebut menganggukkan kepalanya setelah membaca selembar kertas kecil yg ada diatas bungkusan yg dia bawa.
"sebelah," rafka menunjuk pintu tepat yg ada disebelah kamarnya.
"terima kasih,"
"bentar!"
perempuan tersebut menghentikan langkahnya.
"ya?"
"gimana ceritanya lo bisa sampe sini?"
"eh hmmm ituu, gw mau kirim makanan ini,"
"ohhh lo ngirim makanan?"
perempuan tersebut mengangguk, mengangkat bungkusan lebih atas.
rafka mengangguk. "silahkan,"
"thanks,"
membiarkan perempuan tersebut berjalan lebih dulu, kemudian dia berjalan menuju pintu keluar yg terletak diujung lorong.
__________
"misi," terdengar suara perempuan sopan tapi dengan nada tak nyaman.
"mau kemana?"
rafka yg tau, ujung dari kejadian ini membalikkan badan. melihat perempuan yg sama, yg tadi dilihatnya begitu keluar dari kamar tengah diganggu segerombolan lelaki yg tengah duduk dipinggir jalan.
"sini dulu napa neng?! buru-buru amat,"
perempuan tersebut berusaha segera menghidupkan motornya, tapi nihil.
KAMU SEDANG MEMBACA
dua lelaki, satu perempuan
Fanfictionbukan seperti yg kalian pikiran. klik dan bacalah hanya cerita keseharian dua orang anak laki-laki dan satu anak perempuan