waktu berjalan begitu cepat. tanpa disadari, kini sekolah telah memasuki masa akhir semester yg hanya bersisa beberapa hari lagi. 15 hari lagi lebih tepatnya, semua siswa akan menghadapi ujian akhir semester.
kehidupan tenang selama beberapa bulan ini telah meera lalui. semenjak tragedi gamma yg sempat membuatnya malas bersekolah, kini meera mendapatkan kehidupan SMAnya. penuh dengan tawa, canda, pertemanan, hingga cowo yg berusaha mendekatinya.
tapi untuk yg terakhir, ntah kenapa meera belum juga memiliki pacar. padahal beberapa kali, baik teman sekelasnya, teman seangkatan, hingga kakak kelas menembaknya.
"meer, dapet boneka lu," ucap yuna, begitu meera masuk ke dalam kelas.
"dari siapa?"
"axsel,"
"axsel?"
"anak basket,"
"anak kelas sebelah?"
yuna mengangguk.
"kok taruh sini?" meera mengangkat boneka yg tingginya kira-kira 100cm tersebut dari kursinya.
"terus taruh mana kalo ga disini?"
"suka?" belum sempat meera menjawab, axsel, lelaki yg menjadi bahan pembicaraan yuna dan meera barusan berdiri dibelakangnya.
tanpa menjawab, meera membalikkn badan.
"suka?" ulang axsel.
"buat gw?"
axsel mengangguk.
"buat?"
"yaa gapapa, gw kemaren baru jalan, terus liat boneka ini, terus gw keinget sama lo,"
"gw kayak beruang?"
"bukan gitu,"
"terus?"
"..."
"gw gendut kayak beruang?"
"yaampun, bukan gitu beb!"
"bebek?"
"gw keinget sama lo begitu liat beruang ini karena dia cute, lucu kayak lo,"
"gw bukan pelawak,"
"emang lu bukan pelawak,"
"..."
"diterima ya,"
"terima kasih,"
"kaku banget,"
meera menatap axsel bingung. memang dia harus bagaimana menerima hadiah dari axsel? teriak? peluk? atau mencium pipinya malah? kan ga.
"ntar istirahat makan bareng ya?"
"sorry, gw bawa bekal,"
"ohh okeee. tapi kalo berubah pikiran, chat me ya!"
meera hanya mengangguk sebagai jawaban.
"bagi-bagi napa!"
"bagi apa? kepala boneka?"
"njir serem bener punya temen!"
"terus?"
"cowoo! perasaan banyak banget cowo yg deketin lo,"
"ambil aja satu. kalo dia mau,"
"sialan!"
gigi hanya terkekeh. dia tau, jika teman dekatnya itu, ntah kenapa sering didekati oleh banyak laki-laki, tapi ntah kenapa sampai umur meera yg hampir 17 tahun, tak satu kalipun dia pernah berpacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
dua lelaki, satu perempuan
Fanfictionbukan seperti yg kalian pikiran. klik dan bacalah hanya cerita keseharian dua orang anak laki-laki dan satu anak perempuan